SABDA, Minggu Biasa XXX 29-10-2017, AGAMA YANG BENAR

BACAAN

Kel 22:21-27 – “Jika kamu menindas seorang janda atau anak yatim, maka murka-Ku akan bangkit”
1Tes 1:5c-10 – “Kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah dan menantikan kedatangan Anak-Nya”
Mat 22:34-40 – “Kasihilah Tuhan Allahmu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”

 

RENUNGAN

  1. Orang-orang Parisi menghitung lebih dari tiga ratus perintah hukum. Tiga ratus perintah hukum ini merupakan sumber diskusi: apa yang diperbolehkan dan apa yang tidak diperbolehkan. Sebagai hasilnya, orang-orang Yahudi memiliki ribuan peraturan dan kebiasaan yang dipakai untuk mengatur tingkah laku orang.
  2. Topik perdebatan dalam Injil hari ini adalah mana dari ribuan peraturan dan kebiasaan tersebut yang paling besar, paling penting, dan paling mengikat. Seorang ahli hukum dalam Injil hari ini memasukkan Yesus dalam sebuah diskusi, dengan harapan bahwa orang tersebut akan mampu untuk memperdaya Yesus dan membuat Yesus kelihatan bodoh di mata pendengar-Nya. Maka dari itu, ia bertanya kepada Yesus: “Hukum manakah yang terbesar dalam Taurat?
  3. Dalam jawaban-Nya, Yesus meringkas semua hukum ke dalam dua perintah, yaitu: Kasihilah Allah dan kasihilah sesama. Dari ringkasan tersebut, Yesus membuat dua hukum tersebut satu, seperti dua sisi dari satu mata uang. Dari semua hukum yang ada, sebenarnya bisa diungkapkan dengan satu kata, yaitu kasih. Dari ungkapan ini, Yesus tidak menghendaki bahwa seorang beriman itu tidak memiliki hati, tidak memiliki kasih.
  4. Kasih merupakan inti jiwa Kekristenan. Kasih tidak berbicara tentang peraturan dan hukum. Kasih hadir sebagai sebuah tanggapan terhadap seseorang. Motivasi dari kasih kita bukanlah karena takut terhadap hukum, tetapi karena Allah dan karena sesama kita.
  5. Kasih-Nya kepada Bapa dan kasih-Nya kepada manusia itulah yang telah menggerakkan Anak Allah masuk ke dalam dunia kita dan melaksanakan karya keselamatan.
  6. Diharapkan kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama memotivasi semua pikiran dan tindakan kita.
  7. Maka kalau kita ditanya: mana agama yang benar? Jawabannya bukan Katolik atau Islam atau Kristen atau Hindu, atau yang lain-lain, tetapi: yang mengasihi Allah dan mewujudkannya dalam kasih kepada sesama secara nyata. Orang lain nomor satu, aku nomer dua. OK?

 

(MS)