SABDA, Sabtu 14-10-2017, KEBAHAGIAAN SEJATI: BILA KITA MAMPU BERSYUKUR DALAM SEGALA PERISTIWA KEHIDUPAN
BACAAN
Yoel 3:12-21 – “Ayunkanlah sabit, sebab sudah masaklah tuaian”
Luk 11:27-28 – “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya”
RENUNGAN
- Seorang perempuan kagum dengan pengajaran yang disampaikan oleh Yesus. Saking kagumnya, ia tidak tahan untuk berseru: “Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau.” Sebuah pujian yang indah, pertama-tama kepada Yesus sendiri tetapi juga kepada ibu-Nya. Dalam doa Salam Maria, kita mengucapkan : “Terpujilah engkau di antara wanita.”
- Perempuan itu memuji ibu Yesus, karena Maria telah melahirkan orang yang hebat seperti Yesus: Kalau anaknya hebat, maka ibunya juga hebat. Hal ini merupakan pujian duniawi yang juga dilakukan oleh banyak orang sampai sekarang. Orang selalu memuji-muji orang-orang yang terkenal, kaya raya, bintang sinetron, para selebriti. Adakah orang memuji orang-orang miskin yang bekerja keras membanting tulang siang dan malam? Adakah orang memuji orang-orang cacat dan tersingkir? Tidak ada. Itulah dunia. Boleh saja memuji yang duniawi, tetapi hal tersebut tidak pernah akan memberi jaminan kebahagiaan sejati. Justru sebaliknya, orang menjadi sombong, angkuh dan arogan.
- Yesus berkata: “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya.” Artinya, kebahagiaan sejati diperoleh jika kita mau mendengarkan firman, merenungkan dan melaksanakannya. “Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya … Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil daripadanya” (Luk 10:39-42). Firman Tuhan memberi kebahagiaan sejati, tetapi juga memberi kekuatan ketika kita menghadapi masalah kehidupan.
- Firman mengajarkan kepada kita untuk selalu bersyukur, tidak hanya ketika kita mendapat berkat, tetapi juga ketika kita sedang menghadapi masalah. Mampu bersyukur dalam segala masalah merupakan kunci kebahagiaan sejati.
(MS)