SABDA, Minggu 1-10-2017, PERWUJUDAN KERAJAAN ALLAH: BERTOBAT, HIDUP DALAM KEBENARAN, CINTA KASIH, DAN KEADILAN
BACAAN
Yeh 18:25-28 – “Kalau orang fasik bertobat dari kefasikan yang dilakukannya, ia akan menyelamatkan jiwanya”
Flp 2:1-11 – “Dalam hidupmu bersama hendaklah kamu bersikap seperti Kristus Yesus”
Mat 21:28-32 – “Pemungut-pemungut cukai dan para pelacur akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah”
RENUNGAN
- Perumpamaan ini tertuju kepada para imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi. Hal ini disampaikan oleh Yesus, setelah mereka mengkritik kuasa dan wibawa Yesus dan mereka tidak mampu menjawab pertanyaan tentang Yohanes Pembaptis: “Dari manakah baptisan Yohanes?” (Mat 21:23). Perumpamaan ini juga memaksa mereka untuk menjawab: “Apa pendapatmu tentang ini?”
- Anak sulung menolak untuk bekerja di kebun anggur, maka bapaknya minta kepada anak bungsunya untuk bekerja. Ia menjawab: “Aku tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga.” “Siapakah di antara kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya?”
- Melambangkan siapa anak-anak ini? Anak sulung melambangkan para imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi. Sedangkan anak bungsu adalah para pemungut cukai, para pelacur, orang-orang yang terlempar dari masyarakat. Mereka sama-sama menghadapi Yohanes Pembaptis. Para imam kepala dan tua-tua masyarakat tidak mau mendengarkan dan tidak percaya kepada Yohanes Pembaptis, dan merasa tidak perlu bertobat. Sedangkan para pemungut cukai dan para pelacur, yang dianggap sebagai pendosa dan orang-orang najis oleh para imam kepala, ketika mendengarkan seruan Yohanes, mereka menyesali dosa-dosa dan bertobat.
- Karena menyesal dan bertobat, maka “pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Sedangkan para imam kepala selalu merasa sebagai tokoh agama, bangsa pilihan, dan terpandang, namun tidak pernah melakukan pertobatan dan tidak pernah melakukan apa yang mereka katakan, maka dari itu mereka gagal masuk ke dalam Kerajaan Allah.
- Para imam kepala hanya bisa ngomong yang indah-indah, Tuhan Tuhan, tetapi tidak berbuat, seperti anak sulung: “Baik, bapa. Tetapi ia tidak pergi.” Status seseorang, seperti para imam dan bangsa Yahudi yang merasa sebagai bangsa terpilih, tidak otomatis menjadi jaminan untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah. Baptisan yang kita terima juga tidak otomatis menjadi jaminan keselamatan, kecuali kalau kita bertobat, hidup dalam kebenaran, cinta kasih, dan keadilan.
- Kita sering menunda untuk bertobat, menunda untuk berbuat baik seperti kita janjikan kepada Tuhan.
(MS)