SABDA, Senin, 4-9-2017 MENJADI GEREJA KAUM MISKIN DAN TERTINDAS

BACAAN

1Tes 4:13-17 – “Mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan oleh Allah bersama Yesus”
Luk 4:16-30 – “Aku diutus menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin, … “

 

RENUNGAN

  1. Mulai hari ini kita merenungkan Injil Lukas sampai akhir tahun liturgi. Injil hari ini bicara tentang kunjungan Yesus ke Nasaret dan Ia membeberkan rencana-Nya di dalam Sinagoga. Pada awalnya, orang-orang kagum, tetapi ketika Yesus menerima semua orang, tanpa kecuali, mereka memberontak dan hendak membunuh-Nya.
  2. Ay 16-19 – Didorong oleh Roh Kudus, Yesus kembali ke Galilea dan mengumumkan Kabar Baik tentang Kerajaan Allah. Ia mengajar di Sinagoga-sinagoga dan sampailah di Nasaret di mana Ia dibesarkan. Pada hari Sabat, Ia pergi ke Sinagoga. Ia memilih teks kitab Yesaya yang bicara tentang orang miskin, orang yang dipenjara, orang buta dan orang yang tertindas (Yes 61:1-2). Teks ini merupakan gambaran situasi orang-orang Galilea pada jamannya Yesus. Atas nama Allah yang berbelas kasih, Yesus berpihak kepada mereka dan mengumumkan tugas perutusan-Nya: (1) Menyampaikan Kabar Baik kepada orang miskin. (2) Menyatakan pembebasan kepada orang tawanan. (3) Memberikan penglihatan kepada orang buta. (4) Membebaskan orang yang tertindas. (4) Memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang. Keempat perutusan tersebut, sesungguhnya, adalah tugas perutusan Gereja sekarang ini. Gereja kaum miskin.
  3. Ay 20-22 – Sesudah selesai membaca, Yesus mengatakan: “Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.” Dengan mengatakan demikian, Yesus menyatakan bahwa diri-Nya adalah Mesias yang datang untuk menggenapi nubuat para nabi. Secara spontan, orang-orang dalam Sinagoga melawan-Nya. Dan mereka tidak mau tahu segala sesuatu tentang Yesus. Mereka tidak menerima bahwa Yesus adalah Mesias sebagaimana dikatakan oleh Yesaya. Ia diusir dari Sinagoga.
  4. Ay 23-30 – Untuk mengatasi keributan yang terjadi, Yesus mengatakan dua kisah Kitab Suci, yaitu kisah nabi Eliya dan nabi Elisa. Dua kisah tersebut mengecam ketertutupan hati dan pikiran orang-orang Nasaret. Eliya diutus kepada seorang janda di Sarfat (1Raj 17:7-16). Elisa diutus kepada Naaman, orang Siria (2Raj 5:14). Mereka tidak diutus kepada orang-orang Israel. Kisah tersebut justru membuat orang-orang makin marah. Mereka hendak membunuh Yesus. Lukas ingin mengatakan kepada kita bahwa sangat sukarlah mengatasi dan mengubah mentalitas sebagai bangsa istimewa dan pikiran dan hati yang tertutup.
  5. Sudahkah program Yesus menjadi program Gereja, baik di tingkat keluarga, lingkungan, paroki dan keuskupan?