SABDA, Minggu 3-9-2017, MENGIKUTI JALAN YESUS: MENYANGKAL DIRI DAN MEMIKUL SALIBNYA
BACAAN
Yer 20:7-9 – “Firman Tuhan telah menjadi cela dan cemooh bagiku sepanjang hari”
Rom 12:1-2 – “Persembahkanlah tubuhmu sebagai persembahan yang hidup”
Mat 16:21-27 – “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya”
RENUNGAN
- Injil hari ini ditempatkan sesudah pengakuan iman Petrus (Mt 16:13-20) dan sebelum Yesus menampakkan kemuliaan-Nya (Mt 17:1-8). Teks dibagi dua: Ayat 21-23, Yesus meramalkan kematian dan kebangkitan-Nya. Ia telah ditentukan untuk mengikuti rencana Allah. Ay 24-27, Yesus menunjukkan konsekuensi mengenal dan mengikuti Dia sebagai Mesias yang menderita. Tak seorang pun bisa menjadi murid-Nya kecuali jika ia berjalan pada jalan yang sama.
- Ay 21-23 – Yesus mulai memperjelas kepada para murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menderita sengsara di tangan para tua-tua, imam-imam kepala, dan para ahli kitab dan Ia dijatuhi hukuman mati dan dibangkitkan pada hari ketiga. Petrus menarik Yesus kesamping, dan menegor-Nya: “Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau.” Yesus berpaling dan memarahi Petrus: “Enyahlah Iblis, engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.”
- Ay 24 – Syarat mengikuti Yesus: menyangkal diri, memikul salibnya dan mengikuti Dia. Menyangkal diri dan memikul salib adalah cara hidup Yesus seturut rencana Allah. Dengan cara itu Ia telah memberikan nyawa-Nya untuk para sahabat-Nya (Yoh 15:13). Mengikut Dia berarti mengikuti jalan hidup-Nya.
- Ay 25-26 – “Barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.” Nyawa adalah milik Tuhan, maka harus kita persembahkan hanya kepada Tuhan, bukan kepada harta atau kepuasan sesaat. Kita akan kehilangan nyawa apabila dalam hidup ini hanya mencari kekayaan untuk diri sendiri, apalagi dengan menghalalkan segala cara, seperti diakukan oleh para koruptor bangsa ini. Orang yang memberikan diri demi kebahagiaan orang lain, menyangkal diri sendiri, mengalami kebahagiaan yang datang dari Allah. Ia telah memperoleh hidup.
- Ay 27 – “Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya …. Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya.” Sabda Tuhan tersebut merupakan sebuah pengharapan saat kedatangan Anak Manusia pada akhir jaman. Ia akan bertindak sebagai Hakim atas seluruh umat manusia. Dalam Sabda tersebut, keadilan Sang Hakim Agung dinampakkan: masing-masing orang akan menerima pembalasan sesuai dengan tingkah laku dan perbuatannya.
- Mengapa Petrus mencoba menghalangi Yesus dari penderitaan? Mengapa Yesus menyebut Petrus Setan? Apa sulitnya mengikuti Yesus?
(MS)