DEVOSI KEPADA KERAHIMAN ILAHI
Ada lima unsur dalam devosi kepada Kerahiman Ilahi:
1. GAMBAR YESUS YANG MAHARAHIM
Bentuk gambar ini diwahyukan dalam penglihatan yang dialami Sr. Faustina pada tanggal 22 Pebruari 1931: “Sore itu, ketika aku berada di dalam kamarku, aku melihat Tuhan Yesus berpakaian jubah putih. Tangan kanan-Nya terangkat seperti sikap memberi berkat, sedangkan tangan kiri-Nya menyentuh jubah-Nya pada bagian dada. Dari balik jubah itu, terpancarlah dua sinar besar: yang satu berwarena mereh dan yang lain berwarna pucat. Tidak lama kemudian Tuhan berkata kepadaku: ‘Lukislah sebuah gambar tepat seperti yang engkau lihat ini, dengan tulisan di bawahnya: Yesus, Engkau Andalanku’!” (BCH 47). “Aku menghendaki agar gambar itu diberkati secara meriah pada hari Minggu pertama sesudah Paskah; Hari Minggu itu harus menjadi Pesta Kerahiman-Ku” (BCH 49).
Keduaberkas sinar mrupakan unsur mencolok dalam gambar Yesus yang maharahim. Arti kedua sinar: “Sinar pucat melambangkan air yang menguduskan jiwa-jiwa. Sinar merah melambangkan darah yang memberikan kehidupan kepada jiwa-jiwa. Berbahagialah orang yang bernaung dalam kedua sinar ini” (BCH 299).
Gambar tersebut tidak hanya mengungkapkan Kerahiman Ilahi, tetapi juga menjadi tanda untuk mengingatkan kewajiban Kristiani, yakni berserah kepada allah dan aktip mengasihi sesama. Yesus menjelaskan: “Gambar itu dimaksudkan untuk mengingatkan orang akan tuntutan-tuntutan kerahiman-Ku sebab iman yang paling kuat pun akan sia-sia kalau tidak disertati dengan perbuatan” (BCH 742).
Kepada orang yang menghormati gambar ini, Tuhan memberikan janji-janji khusus, yakni keselamatan kekal, kemajuan pesat di jalan kesempurnaana Kristiani, rahmat kematian yang bahagia, dan segala rahmat lain yang akan diminta kepada-Nya dengan penuh pengharapan. “Melalui gambar itu, Aku akan memberikan banyak rahmat kepada jiwa-jiwa; oleh karena itu, biarlah setiap jiwa mendapat kesempatan untuk menghampirinya” (BCH 570).
2. PESTA KERAHIMAN ILAHI
Pesta ini menduduki peringkat paling tinggi di antara semua unsur Devosi Kerahiman Ilahi (DKI).
Yang diwahyukan kepada Sr. Faustina. Penetapan pesta ini dituntut oleh Tuhan Yesus untuk pertama kalinya di Plock tahun 1931: “Aku merindukan adanya Pesta Kerahiman. Aku menghendaki agar gambar yang akan engkau lukis dengan kuas itu diberkati secara meriah pada hari Minggu pertama sesuadh Paskah; Hari Minggu itu harus menjadi Pesta Kerahiman” (BCH 49).
Pesta ini menjadi masa yang penuh rahmat bagi semua orang. Tuhan Yesus berkata: “Aku ingin agar Pesta Kerahiman ini menjadi tempat pengungsian dan pernaungan bagi semua jiwa, khususnya bagi para pendosa yang malang” (BCH 699). “Jiwa-jiwa pada binasa… Maka kepada mereka Aku memberikan harapan terakhir untuk selamat, … Kalau mereka tidak mau memuliakan Kerahiman-Ku, mereka akan binasa untuk selama-lamanya” (BCH 965.998). “Barangsiapa, pada hari ini, menghampiri Sumber Kehidupan ini, ia akan menerima pengampunan penuh atas dosa-dosanya dan dibebaskan dari hukuman” (BCH 300). “Pada hari itu, terbukalah lubuk kerahiman-Ku, dan Aku meluapkan seluruh samudra rahmat ke atas jiwa-jiwa yang menghampiri sumber kerahiman-Ku. … Janganlah ada jiwa yang taku menghampiri Aku meskipun dosa-dosanya laksana kain yang merah padam” (BCH 699).
Untuk memetik manfaat dari karunia-karunia agung itu perlu dipenuhi syarat-syarat DKI, yaitu: mengandalkan kebaikan Allah dan aktif mengasihi sesama, berada dalam keadaan rahmat pengudus – telah pergi ke pengakuan dosa, dan pantas menerima komuni kudus. Yesus menjelaskan: “Tidak ada satu jiwa pun akan dibenarkan sebelum ia berpaling kepada kerahiman-Ku dengan penuh kepercayaan. … Pada hari itu, para imam harus memberitahukan kepada setiap orang tentang kerahiman-Ku yang agung dan tak terselami” (BCH 570).
3. KORONKA KEPADA KERAHIMAN ILAHI
Doa ini didiktekan kepada Sr. Faustina oleh Tuhan Yesus di Vilnius pada tanggal 13-14 Sepember 1935, sebagai suatu doa tobat dan doa untuk meredakan murka Allah (BCH 474-476).
Mereka yang mendaras doa ini mempersembahkan kepada Allah Bapa “Tubuh dan Darah, Jiwa dan ke-Allah-an” Yesus Kristus sebagai pendamaian untuk dosa-dosa mereka sendiri, dosa-dosa orang-orang yang mereka kasihi, dan dosa-dosa seluruh dunia.
Melalui doa ini, para pemohon meminta kerahiman Allah “atas kami dan atas seluruh dunia,” dan dengan berbuat demikian, mereka melaksanakan karya belas kasihan.
Bukan hanya orang yang mendaras doa ini yang akan menerima rahmat itu, tetapi juga orang-orang yang menghadapi ajal apabila di dekatnya orang mendaras doa ini. Tuhan berkata: “Kalau Koronka ini didaras di dekat pembaringan orang yang sedang menghadapi ajal, murka Allah akan dipadamkan dan kerahiman yang tak terselami akan meliputi jiwanya” (BCH 811). Janji umum Tuhan berbunyi: “Dengan senang hati, Aku akan memberikan semua yang mereka minta kepada-Ku lewat pendarasan Koronka” (BCH 1541) … kalau yang engkau minta itu selaras dengan kehendak-Ku” (BCH 1731). “Dengan mendaraskan Koronka, engkau mengantar umat manusia semakin dekat kepada-Ku” (BCH 929). “Orang-orang yang mendaraskan Koronka ini akan direngkuh oleh kerahiman-Ku sepanjang masa hidupnya, dan teristimewa pada saat kematian mereka” (BCH 754).
4. JAM KERAHIMAN
Pada bulan Oktober 1937, di Krakow, dalam suasana yang tidak dilukiskan dengan jelas oleh Sr. Faustina, Tuhan Yesus meminta agar ia menghormati jam kematian-Nya. “… setiap kali engkau mendengar bunyi jam yang menunjukkan pukul tiga petang, benamkanlah dirimu sepenuhnya dalam kerahiman-Ku sambil menyembah dan memuliakannya; mohonlah bantuannya yang mahakuasa bagi seluruh dunia, khususnya bagi orang-orang berdosa yang malang, sebab pada saat ini, kerahiman-Ku terbuka lebar bagi setiap jiwa” (BCH 1572).
“ … berusahalah sebaik-baiknya untuk melaksanakan Jalan Salib pada jam ini, asal saja tidak terhalang oleh tugas-tugasmu; kalau tidak mungkin melaksanakan Jalan Salib, sekurang-kurangnya masuklah ke kapel barang sejenak dan sembahlah Hai-Ku yang penuh kerahiman dalam Sakramen Mahakudus dan kalau untuk masuk ke kapel pun tidak mungkin, di mana pun kebetulan engkau berada, benamkanlah dirimu dalam doa, biarpun hanya sebentar” (BCH 1572).
Tuhan Yesus berjanji: “Pada jam ini, engkau dapat memperoleh segala sesuatu bagi dirimu sendiri dan bagi orang-orang lain yang engkau doakan; inilah saat rahmat bagi seluruh dunia – saat kerahiman yang mengalahkan keadilan” (BCH 1572).
5. MENYEBARLUASKAN DEVOSI KERAHIMAN ILAHI
“Jiwa-jiwa yang menyebarkan devosi kepada Kerahiman Ilahi akan Kulindungi seumur hidupnya seperti seorang ibu yang penuh kasih sayang melindungi bayinya; dan pada saat kematiannya, Aku tidak akan tampil sebagai Hakim bagi mereka, tetapi sebagai Juru Selamat yang maharahim” (BCH 1075).
Hakikat Devosi kepada Kerahiman Ilahi ditemukan dalam sikap pengharapan kepada Allah dan dalam sikap belas kasih terhadap sesama. Tuhan mengharapkan mereka mengamalkan belas kasih lewat perbuatan, perkataan, dan doa-doa. Lebih lanjut Tuhan berkata: “Kapan saja dan di mana saja, engkau harus mengamalkan belas kasihan kepada sesama. Engkau tidak boleh menghindarinya atau berusaha mencari-cari dalih untuk membebaskan diri darinya” (BCH 742). Tuhan Yesus menghendaki agar semua orang yang berbakti kepada-Nya setiap hari melaksanakan sekurang-kurangnya satu tindakan belas kasih kepada sesama.
Penyebarluasan Devosi ini tidak menuntut banyak kata, tetapi selalu menuntut sikap kristiani, yakni mengandalkan Allah, serta terus-menerus menjadi semakin berbelas kasih. Dalam masa hidupnya, Sr. Faustina memberikan teladan karya kerasulan seperti itu.
(MS)