SABDA, Jumat, 11-8-2017, MEMIKUL SALIB: BAHAGIA DAN SELAMAT

BACAAN

Ul 4:32-40 – “Allah mengasihi leluhurmu dan memilih keturunan mereka”
Mt 16:24-28 – “Setiap orang yang mau mengikuti Aku, harus menyangkal diri, memikul salibnya, dan mengikuti Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, akan kehilangan nyawanya. Tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya”

 

RENUNGAN

  1. Injil hari ini merupakan permintaan Yesus kepada para murid dan kepada kita. Permintaan tersebut jelas dan tegas dan menuntut sikap yang rela, tanpa ragu dan total.
  2. Ay 24 – Kepada murid-murid-Nya, Yesus menegaskan: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.” Pada waktu itu, salib merupakan sebuah penghinaan dan hukuman mati yang dikenakan pada para bandit dan orang-orang tersingkirkan. Memanggul salib berarti menerima penyingkiran karena sistem yang tidak adil. Karena itu Salib merupakan konsekuensi mengikuti Yesus. Ia telah disiksa dan disalib. Ia tidak takut untuk memberikan hidup-Nya demi keselamatan orang lain: “Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya” (Yoh 15:13).
  3. Ay 25-26 – “Barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.” Nyawa adalah milik Tuhan, maka harus kita persembahkan hanya kepada Tuhan, bukan kepada harta dan kepuasan. Orang yang hanya mencari kekayaan semata, apalagi dengan menghalalkan segala cara, tidaklah pernah puas. Namun orang yang memberikan diri demi kebahagiaan orang lain, menyangkal diri sendiri, mengalami kebahagiaan yang datang dari Allah. Orang tersebut telah berani kehilangan nyawa demi Yesus, maka ia menerima Hidup.
  4. Ay 27-28 – “Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya. Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya.” Sabda Tuhan tersebut merupakan sebuah pengharapan saat kedatangan Anak Manusia pada akhir jaman, sebagai Hakim atas seluruh umat manusia. Sabda tersebut juga merupakan keadilan yang datang dari Hakim Agung: masing-masing orang akan menerima pembalasan sesuai dengan tingkah laku dan perbuatannya.
  5. Memikul salib berarti menerima perlakuan tidak adil, dan kita pada posisi tidak bisa melawan, kecuali hanya menerima. Adakah Anda melihat pengalaman orang lain memanggul salib? Dan bagaimana dengan Anda sendiri? Dalam hidup Anda, kapan Anda mengalami kebahagiaan yang dari Allah?

 

(MS)