SABDA, Selasa, 8-8-2017, TINGKAH LAKU ORANG MENENTUKAN DIA DI HADAPAN ALLAH

BACAAN

Mt 15:1-2.10-14 – “Setiap tanaman yang tidak ditanam oleh Bapa-Ku yang di surga akan dicabut sampai akar-akarnya”

 

RENUNGAN

  1. Injil hari ini menampilkan diskusi antara Yesus dengan orang-orang Parisi mengenai najis dan tidak najis. Yesus membantu orang-orang dan para murid-Nya mengerti dengan lebih baik tema ini.
  2. Ay 1-2 – Orang-orang Parisi mengkritik kelakuan murid-murid Yesus: “Mengapa murid-murid-Mu melanggar adat istiadat nenek moyang? Mereka tidak membasuh tangan sebelum makan.” Sebenarnya mereka mengkritik Yesus karena Ia mengijinkan para murid-Nya melanggar norma-norma tentang kemurnian. Ada tiga catatan: (a) Orang-orang Parisi dan ahli Taurat datang dari Yerusalem. Mereka datang untuk mengamati apa yang diperbuat Yesus. (b) Hidup bersama Yesus memberi keberanian untuk melanggar norma-norma yang dipaksakan kepada orang-orang Israel. (c) Tujuan adat istiadat, misal mencuci tangan, untuk mengontrol setiap orang, taat hukum atau tidak.
  3. Ay 10-11 – Yesus membuka jalan baru agar orang-orang dekat dengan Allah. Ia berkata: “Dengar dan camkanlah: bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang.” Yesus membalikkan ajaran orang-orang Parisi. Dengan ajaran tersebut, orang tidak perlu memperhatikan suatu makanan itu najis atau tidak. Yesus menempatkan najis atau tidak najis pada tataran etika tingkah laku. Yesus menyadari kerinduan terbesar manusia, yaitu damai bersama Allah. Dengan ini maka melalui iman kepada Yesus dimungkinkan orang menjadi suci tanpa perlu menjalani “Tradisi Lama.” Ajaran Yesus adalah kemerdekaan. Kabar Baru dinyatakan oleh Yesus untuk membebaskan orang dari ketakutan dan mengembalikan sukacita anak-anak Allah.
  4. Ay 12-14 – Yesus menegaskan kembali apa yang telah Ia katakan. Para murid berkata kepada Yesus bahwa kata-kata-Nya telah menjadi skandal bagi orang-orang Parisi, karena bertentangan dengan apa yang mereka ajarkan. Dengan mengikuti ajaran Yesus, berarti seluruh tradisi lama akan usang dan orang-orang Parisi dan ahli hukum akan kehilangan sumber mata pencaharian. Yesus menanggapi tanpa ragu: “Setiap tanaman yang tidak ditanam oleh Bapa-Ku yang di surga akan dicabut dengan akar-akarnya. Biarkanlah mereka itu. Mereka orang buta yang menuntun orang buta. Jika orang buta menuntun orang buta, pasti keduanya jatuh ke dalam lobang.” Yesus tidak surut dengan pernyataan-Nya itu dan Ia menegaskan kembali apa yang telah Ia katakan sebelumnya.

 

(MS)