SABDA, Minggu Biasa XVI, 23-7-2017, BIARKANLAH MEREKA TUMBUH BERSAMA SAMPAI WAKTU MENUAI TIBA
BACAAN
Keb 12:13.16-19 – “Apabila mereka berdosa, Kauberi kesempatan untuk bertobat”
Rom 8:26-27 – “Roh berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan”
Mat 13:24-30 – “Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai tiba”
RENUNGAN
- Injil hari ini berbicara tentang perumpamaan benih. Dalam masyarakat, komunitas maupun keluarga selalu saja ada perbedaan, keterbatasan dan error. Banyak orang yang tidak tahu bagaimana hidup dalam keberagaman. Mereka selalu ingin menghakimi orang lain. Mereka berpikir bahwa hanya merekalah yang paling benar dan yang lain error. Injil hari ini mengingatkan kita agar kita tidak mengasingkan mereka yang tidak sepaham dengan kita.
- Ay 24-26 – Ilalang dan benih gandum tumbuh bersama. Sabda Allah menjadikan komunitas Kristen terbentuk dan tumbuh. Hal ini merupakan benih yang baik. Tetapi dalam komunitas selalu saja ada yang melawan Sabda Allah. Mereka ini bagaikan ilalang. Dari mana mereka ini berasal?
- Ay 27-28a – Para pekerja bertanya kepada pemilik: “Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu?” Jawab si pemilik kebun: “Seorang musuh yang melakukannya.” Dia itu adalah musuh, Setan, atau si Jahat (Mat 13:39). Si Iblis itu selalu memecah belah. Kecenderungan tersebut ada dalam diri kita. Ada yang cenderung untuk memecah belah, menguasai, mengambil keuntungan dari persekutuan untuk dirinya sendiri.
- Ay 28b-30 – Reaksi yang berbeda. Para pekerja ingin melenyapkan ilalang tersebut. Mereka ingin mengusir mereka dari persekutuan, tetapi hal ini bukanlah kehendak si pemilik kebun. Ia berkata: “Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai.” Allah akan mengadili kita menurut buah yang kita hasilkan: “Sebab dari buahnya pohon itu dikenal” (Mat 12:33). Kekuatan dan dinamika Kerajaan Allah akan selalu terjadi dalam Gereja, walaupun seringkali kecil dan penuh kontradiksi. Perumpamaan ini menerangkan cara bagaimana Kerajaan Allah bertindak dalam sejarah. Dari kita dibutuhkan kesetiaan terhadap Sabda Allah, kesabaran, dan belajar berdialog dalam perbedaan bahkan kontradiksi. Ketika panen tiba, akan ada pemisahan. Siapkah kita menjadi benih yang baik?
(MS)