SABDA, Jumat, 20-7-2017, ANAK MANUSIA ADALAH TUHAN ATAS HARI SABAT
BACAAN
Kel 11:10-12:14 – “Hendaknya kamu menyembelih anak domba pada waktu senja”
Mat 12:1-8 – “Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat”
RENUNGAN
- Dalam Injil hari ini, kita melihat adanya konflik antara Yesus dan para penguasa agama pada waktu itu. Konflik sekitar Sabat. Yang mengejutkan adalah cara Yesus menghadapi konflik tersebut. Yesus tidak merasa diri-Nya benar, tetapi lebih memberi pengalaman tentang relasi-Nya dengan Allah Bapa. Allah yang selama itu dipahami sebagai Hakim yang keras, oleh Yesus diperkenalkan sebagai Allah yang penuh belas kasih.
- Ay 1-2 – Pada hari Sabat, para murid memetik bulir gandum dan memakannya. Orang-orang Parisi sangat marah. Perbuatan mereka dianggap melanggar hukum Sabat (Kel 20:8-11).
- Ay 3-4 – Yesus menanggapi mereka dengan bersumber dari Kitab Suci: Daud telah melanggar Hukum, karena ia mengambil roti persembahan di Bait Allah dan memberikan kepada para tentaranya untuk dimakan, karena mereka lapar (1Sam 21:2-7). Tidak ada orang Parisi yang berani mengkritik Raja Daud.
- Ay 5-6 – Yesus memberi contoh para imam yang melanggar hari Sabat. Pada hari Sabat, di Bait Allah, para imam harus mengorbankan binatang untuk persembahan, harus menyembelih binatang. Tak seorang pun mempersoalkan.
- Ay 7 – Yesus juga memberi contoh tentang para nabi dengan mengutip nabi Hosea: “Saya menghendaki belaskasih, bukan persembahan.” Kata belas kasih berarti memiliki hati atas penderitaan orang lain, dekat dengan orang yang menderita, dan mengindentifikasi diri dengan mereka. Ia secara total mempersembahkan hidupnya bagi pelayanan bagi orang lain agar penderitaan mereka diringankan. Orang Parisi tidak pernah memikirkan hal-hal tersebut.
- Ay 8 – “Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.” Hal ini berarti: Yesus sendiri merupakan tolok ukur untuk tafsir Hukum Allah. Yesus sangat paham Kitab Suci dan melibatkan pemahaman-Nya tersebut untuk menunjukkan bahwa argumentasi orang-orang pada waktu itu tidak memiliki dasar. Melihat rakyat-Nya berada dalam penindasan oleh Hukum, Yesus memperkenalkan Allah sebagai Bapa. Allah yang penuh belas kasih. Allah yang menghendaki anak-anak-Nya hidup dalam persaudaraan. Hukum, yang benar, tidak bertujuan untuk menindas, tetapi melayani kehidupan dan persaudaraan sejati. “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat” (Mrk 2:27). Karena begitu besar kesetiaan-Nya terhadap pesan-Nya, Yesus dijatuhi hukuman mati. Ia dianggap telah mengganggu sistem yang mapan, maka Ia harus dilenyapkan.
- Gereja, Umat Allah, tidak memahami Kitab Suci secara benar dan mendalam, sehingga perubahan dan pembaharuan hidup seperti dikehendaki Tuhan tidak terjadi. Bagaimana dengan Anda?
(MS)