SABDA, Minggu, 18-6-2017 HARI RAYA TUBUH DAN DARAH KRISTUS

BACAAN

Ul 8:2-3.14b-161 – “Tuhan memberi engkau makan manna yang tidak kaukenal dan juga tidak dikenal nenek moyangmu”
1Kor 10:16-17 – Karena roti itu hanya satu, maka kita ini, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh”
Yoh 6:51-58 – “Tubuh-Ku benar-benar makanan, Darah-Ku benar-benar minuman”

 

RENUNGAN

  1. Ay 51: “Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga … roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.” Yesus menggantikan manna dan anak domba paskah saat keluaran dari Mesir. Kini kita diundang untuk makan Manna Baru dan Anak Domba Paskah Baru yang dikorbankan di kayu Salib untuk hidup semua orang.
  2. Ay 52-55: Daging dan Darah merupakan ungkapan dan pemberian total. Orang-orang Yahudi shock dengan kata-kata Yesus: “Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan?” Mereka hanya mengerti kata-kata tetapi tidak tahu makna di dalamnya. Justru karena sikap mereka tersebut, Yesus semakin keras mengatakan: “Sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup dalam dirimu.”
  3. Makan Daging dan minum Darah Anak Manusia, berarti: a) menerima Yesus sebagai Anak Domba Paskah baru, b) minum darah Yesus berarti menerima cara hidup Yesus di dalam hidupnya. Semua itu terjadi dalam Ekaristi. Ambil bagian dalam perayaan Ekaristi berarti kita menerima hidup Yesus seutuhnya.
  4. Ay 56-58: “Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia … “ Dalam Ekaristi: a) kita berada dalam kesatuan dengan Kristus: “tinggal di dalam Aku”, b) ekaristi melambangkan secara efisien kesatuan umat beriman: makan roti yang satu dan sama, c) seluruh rencana Allah dalam Perjanjian Lama terpenuhi dalam Ekaristi, mulai dari Abraham sampai Eksodus dari Mesir, d) dalam Ekaristi kita merayakan Perjanjian Baru yang dipersembahkan kepada Bapa, e) kita memperoleh bekal untuk hidup kekal.
  5. Sekarang ini banyak orang lapar akan hidup damai dan haus akan rekonsiliasi. Kita lapar dan haus akan dunia baru, di mana kita hidup sebagai saudara, sebagai anak-anak Allah. Ekristi merupakan harapan sekaligus pemenuhan segala kerinduan kita untuk hidup dalam Tuhan. Bagaimana penghayatanku terhadap Ekaristi?

 

(MS)