SABDA, Jumat, 9-6-2017 RELASI DENGAN ALLAH YANG SEMAKIN MENDALAM

BACAAN

Tb 11:5-14 – “Aku telah disiksa oleh Tuhan, tetapi kini aku dikasihi-Nya, dan aku melihat kembali anakku Tobia”
Mrk 12:35-37 – “Bagaimana mungkin Mesias itu anak Daud?”

 

RENUNGAN

  1. Dalam Injil hari ini, sekali lagi, Yesus mengajar di Bait Allah. Yesus melanjutkan serangan-Nya terhadap orang-orang Parisi. Yesus bertanya kepada orang-orang Parisi: “Bagaimana para ahli kitab mengatakan bahwa Mesias, Kristus, adalah anak Daud?” Ia menanyakan hal ini kepada mereka sebagai sebuah tantangan. Bagi orang-orang Parisi, Mesias yang akan datang adalah seorang raja agung, sang penguasa dan penakluk. Mereka tidak memiliki pemahaman Mesias menurut Kitab Suci Perjanjian Lama.
  2. Yesus menolak pengajaran para ahli kitab tentang Mesias. Yesus mengutip sebuah Mazmur Daud: “Tuhan telah berfirman kepada Tuanku; duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai musuh-musuh-Mu Kutaruh di bawah kaki-Mu” (Mzm 110:1). Dan Yesus menambahkan: “Daud sendiri menyebut Dia Tuannya, bagaimana mungkin Ia anaknya pula?” Dengan ini Yesus sama sekali menolak gagasan tentang seorang Mesias yang datang sebagai raja penguasa dan penakluk. Orang-orang sangat senang dengan kritik yang disampaikan oleh Yesus ini. Sejarah telah memberitahukan bahwa Mesias jauh lebih besar daripada anak Daud. Ia adalah Tuhan. Ia adalah Anak Allah. Ia adalah seorang “Hamba Yahwe”, seorang pelayan Tuhan yang mengabdi kepada kemanusiaan.
  3. Dari Injil hari ini, yang paling inti adalah: apakah kita semakin tahu siapa Allah dan sejauh mana kita memiliki relasi erat akrab dengan Allah? Apakah kita sungguh mengasihi Allah? Kalau kita ke gereja dan mengikuti Ekaristi, apakah kita sungguh-sungguh merayakan relasi kita dengan Allah atau sekedar kewajiban saja? Iman kita juga akan sangat ditentukan kualitas relasi kita dengan Allah. Kita diundang untuk membuat selangkah lebih maju dan mendalam dalam relasi dengan Allah.

 

(MS)