SABDA, Selasa, 6-6-2017 MEMBANGUN POLITIK DAN MEMBANGUN KERAJAAN ALLAH: DUA HAL TAK TERPISAHKAN

BACAAN

Tobit 2:10-23 – “Semakin aku diolesnya dengan obat,semakin buta mataku, karena bintik-bintik putih itu”
Mrk 12:13-17 – “Berikanlah kepada kaisar apa yangmenjadi hak kaisar, dan kepada Allah apa yang menjadi hak Allah”

 

RENUNGAN

  1. Dalam Injil hari ini, konfrontasi antara Yesus dengan para penguasa berlanjut. Para imam dan ahli kitab telah dikritik dan dicela Yesus dalam perumpamaan kebun anggur (Mrk 12:1-12). Sekarang mereka minta kepada orang-orang Parisi dan Herodian memasang jebakan agar supaya bisa menghukum Yesus. Mereka bertanya kepada Yesus tentang pajak yang harus dibayar kepada kaisar. Mereka yang tadinya bermusuhan, sekarang bersatu padu melawan Yesus, hanya demi mempertahankan status dan kepentingan mereka.
  2. Ay 13-14: Pertanyaan orang-orang Parisi dan Herodian. Orang-orang Parisi dan Herodian adalah para penguasa lokal di desa-desa Galilea. Para imam memerintahkan mereka supaya bertanya kepada Yesus: apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak. Pertanyaan yang licik dan penuh kebencian. Dengan pertanyaan tersebut, mereka mencari alasan agar mampu menjerat Yesus. Jika Yesus berkata: “Engkau harus membayar!”, mereka bisa menuduh Dia karena menjadi sahabat orang Romawi. Jika Ia berkata: “Engkau tidak harus membayar!”, mereka akan menuduh Dia sebagai subversif, karena melawan Kaisar. Menurut mereka, Yesus pasti akan terjebak.
  3. Ay 15-17: Jawaban Yesus.Yesus mengetahui kemunafikan mereka. Tanpa basa-basi dan diskusi, Yesus minta untuk ditunjukkan mata uang dinar dan bertanya: “Gambar dan tulisan siapakah ini?” Mereka menjawab: “Gambar dan tulisan Kaisar.” Yesus berkata: “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!” Dalam keseharian, mereka mengakui kekuasaan Kaisar. Mereka pun membayar pajak kepada Kaisar. Mereka pun merasa setia kepada Allah. “Memberikan kepada Allah yang wajib diberikan kepada Allah” artinya: a) memberikann ganti rugi kepada umat Allah yang telah mereka rugikan; b) melaksanakan keadilan dan kejujuran sebagaimana diminta oleh Hukum Allah, karena kemunafikan berarti menolak Allah. Para murid Yesus harus sadar akan hal ini.
  4. Pertanyaan tersebut, sebenarnya, menunjukkan kesulitan yang dialami Gereja awal: sejauh mana orang-orang Kristen harus setia kepada penguasa? Di satu pihak, para penguasa dianggap mewakili Allah, di lain pihak: para penguasa, secara terbuka mengejar, menangkap, menyiksa, dan membunuh orang-orang Kristen.
  5. Relevansi Injil hari ini: Walaupun ada pemisahan antara Gereja dan Politik, namun demikian, sebagai orang Kristiani, kita wajib terlibat dalam arena politik. Dalam arena politik, semua kepentingan masyarakat dirembug dan diatur. Arena politik tak terpisahkan dari isu-isu kebenaran dan keadilan. Karena itu tidak ada cara lain bagi kita, yang memiliki tanggung jawab membangun Kerajaan Allah di dunia ini, untuk terlibat dengan masalah-masalah masyarakat. Kita wajib terlibat secara mendalam terhadap isu-isu moral, sosial, dan politik masyarakat kita. Hal tersebut merupakan tanggungjawab kita terhadap penguasa dan terhadap Allah.

 

(MS)