SABDA, Jumat, 26-5-2017 DALAM DUKACITA ADA SUKACITA
BACAAN
Kis 18:9-18 – “Banyak umat-Ku di kota ini!”
Yoh 16:20-23a – “Tidak ada seorang pun yang dapat merampas kegembiraanmu itu dari padamu”
RENUNGAN
- Selama hari-hari antara Kenaikan dan Pentekosta, bacaan diambil dari Injil Yohanes bab 16 sampai 21. Dua suasana meliputi para murid: kesedihan dan pengharapan. Kesedihan, karena Yesus meninggalkan mereka. Pengharapan, karena menerima apa yang dijanjikan, yaitu Penghibur yang akan membuat segala kesedihan hilang.
- Ay 20: Dukacita berubah menjadi sukacita. Yesus berkata: “Sesungguhnya kamu akan menangis dan meratap, tetapi dunia akan bergembira; kamu akan berdukacita, tetapi dukacitamu akan berubah mejadi sukacita.” Kata-kata menangis, meratap, berdukacita mengungkapkan suasana umat Kristen awal pada akhir abad pertama di Asia Kecil (sekarang Turki). Mereka hidup dalam situasi yang sangat sulit: dikejar-kejar dan ditindas. Ini yang menyebabkan mereka sedih dan berduka. Para Rasul mengajarkan bahwa Yesus akan segera datang kembali. Nyatanya Yesus tidak kembali seperti mereka katakan dan penganiayaan terus meningkat. Banyak dari antara mereka yang tidak sabar: “Sampai kapan?” dan Paulus harus mengingatkan mereka (2Tes2:1-5). Mereka menyaksikan dengan mata mereka kematian yang dialami saudara-saudara seiman. Mereka harus menanggung penderitaan dan siksaan. Karena itulah Injil membuat perbandingan dengan sakit melahirkan.
- Ay 21: Perbandingan dengan sakit melahirkan. Semua paham dengan perbandingan ini, terutama para ibu: “Seorang perempuan berdukacita pada saat ia melahirkan, tetapi sesudah ia melahirkan anaknya, ia tidak ingat lagi akan penderitaannya, karena kegembiraan bahwa seorangmanusia telah dilahirkan ke dunia.” Penderitaan dan kesedihan karena kekejaman, bukanlah sebuah kematian, tetapi lebih sebagai sakit karena melahirkan. Sakit karena melahirkan menjadi sumber kehidupan baru. Dengan demikian, penderitaan karena kekejaman yang dialami orang-orang Kristen, akan menghasilkan hidup baru berkat Kematian dan Kebangkitan Yesus.
- Ay 22-23a: Sukacita kekal. Yesus menerangkan perbandingan tersebut: “Demikian juga kamu sekarang diliputi dukacita, tetapi Aku akan melihat kamu lagi dan hatimu akan bergembira dan tidak ada seorang pun yang dapat merampas kegembiraan itu dari padamu.” Kata-kata Yesus tersebut merupakan kepastian yang memberikan keberanian kepada orang-orang Kristen abad pertama di Asia Kecil dan yang membuat mereka bersukacita di tengah penderitaan tersebut. Dalam terang Allah, tidak perlu ada sesuatu yang ditanyakan lagi. Terang Allah merupakan jawaban yang penuh dan total terhadap semua pertanyaan yang muncul dalam hati manusia.
- Kesedihan dan sukacita. Dua hal tersebut ada bersama dalam kehidupan. Bagaimana ketika Anda mengalami kepedihan salib kehidupan?
(MS)