SABDA, Selasa, 16-5-2017 DAMAI SEJAHTERA YANG BERASAL DARI YESUS: SUMBER SUKACITA SEJATI

BACAAN

Kis 14:19-28 – “Mereka menceriterakan kepada jemaat, segala sesuatu yang dilakukan Allah dengan perantaraan mereka”
Yoh 14:27-31a – “Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu”

 

RENUNGAN

  1. Ay 27: “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu.” Dalam kata perpisahan-Nya, Yesus memberi hadiah kepada para murid berupa: Damai Sejahtera. Damai Sejahtera yang sama disampaikan Yesus sesudah Kebangkitan (Yoh 20:29). Damai yang berasal dari Yesus merupakan sumber sukacita (Yoh 15:11; 16:20.22.24; 17:13), dan berbeda dengan damai yang diberikan dunia kepada kita. Damai yang diberikan oleh dunia mengandung kepentingan tertentu, bahkan di dalamnya terselip maksud jahat, ada unsur ketegangan yang diredam dan ditekan, jauh dari nilai-nilai keadilan, persaudaraan, dan kesamaan.
  2. Ay 28-29: “Aku pergi kepada Bapa-Ku.” Alasan Yesus kembali kepada Bapa-Nya agar supaya Ia bisa segera kembali. Ia berkata kepada Maria Magdalena: “Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa” (Yoh 20:17). Pergi kepada Bapa, Ia akan kembali melalui Roh Kudus yang akan Ia kirim (Yoh 20:22). Tanpa kembali kepada Bapa, Ia tidak mungkin bersama kita lewat Roh.
  3. Ay 30-31a: “Aku mengasihi Bapa dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku.” Dengan kalimat tersebut, Yesus mengakhiri percakapan-Nya dengan para murid. Rancangan yang dibuat para penentang Kristus semakin matang: Yesus harus mati. Tetapi dunia akan tahu bahwa Yesus mengasihi Bapa lewat jalan salib tersebut. Dengan cara itu, Yesus mengasihi Bapa sekaligus mengasihi dunia. Dengan demikian, kasih harus menjadi norma bagi setiap ajaran, hukum, dan agama apa pun. Tanpa kasih maka hukum, ajaran, dan agama hanyalah rambut palsu yang ditempel pada kepala yang botak.
  4. Ay 31b: “Bangunlah, marilah kita pergi dari sini.” Kalimat tersebut merupakan kata-kata akhir Yesus, dan merupakan keputusan-Nya untuk taat kepada Bapa, yaitu menyatakan cinta-Nya kepada Bapa dengan menyongsong sengsara dan kematian-Nya di kayu salib.
  5. ”Damai Sejahtera Kuberikan kepadamu.” Bagaimana aku telah mewujudkan damai yang dari Tuhan itu di dalam keluargaku dan dalam komunitasku? “Yesus taat kepada Bapa.” Ketaatan yang mana yang harus kuperbarui terhadap Allah?

 

(MS)