SABDA, Jumat, 5-5-2017, “DAGINGKU ADALAH BENAR-BENAR MAKANAN DAN DARAHKU ADALAH BENAR-BENAR MINUMAN” BACAAN
BACAAN
Kis 9:1-20 – “Orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku, untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain”
Yoh 6:52-59 – “Daging-Ku adalah benar-benar makanan, dan darah-Ku adalah benar-benar minuman”
RENUNGAN
- Perikope Injil hari ini merupakan polemik yang paling besar dan menegangkan bagi orang-orang Yahudi. Mereka berkumpul untuk mendiskusikan pernyataan Yesus.
- Ay 52-55: Daging dan Darah ungkapan kehidupan dan pemberian total. Orang-orang Yahudi bertengkar di antara mereka sendiri: “Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan?” Mereka shock dengan kata-kata Yesus, karena hal tersebut bertentangan dengan tradisi: menyentuh darah saja sudah termasuk najis (Mrk 5:25-34). Mereka memahami kata-kata Yesus hanya menurut apa yang tertulis saja. Mereka tidak mengerti makna di balik kata.
- Tetapi Yesus tidak mengurangi pentingnya apa yang Dia ucapkan, malah makin menekankan: “Sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup dalam dirimu. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia” (ay 53-56).
- Makna dari kata-kata Yesus tersebut adalah: a) Makan Daging Yesus berarti menerima Yesus sebagai Anak Domba Paskah baru, yang darah-Nya membebaskan kita dari perbudakan. b) Minum Darah Yesus berarti menerima cara hidup yang sama yang menandai hidup Yesus. Apa yang memberi hidup bukanlah karena merayakan manna di masa lalu, tetapi makan roti baru, yang adalah daging dan darah-Nya. Dan semua ini terjadi dalam Ekaristi. Ambil bagian dalam Perjamuan Ekaristi, berarti kita menerima hidup Yesus seutuhnya.
- Ay 56-58. Kalimat-kalimat terakhir tentang Roti Hidup merupakan bagian terdalam dari pernyataan Yesus. Kalimat-kalimat tersebut mengingatkan dimensi mistik sekitar Ekaristi. Hal tersebut mengungkapkan apa yang rasul Paulus katakan kepada umat di Galatia: “bukan aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku” (Gal 2:20). Wahyu Yohanes: “Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jiakalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku” (Why 3:20).
- Ay 59. Percakapan antara Yesus dengan orang-orang Yahudi di sinagoga Kaparnaum berakhir. Perikop ini merupakan katekese terhadap umat Kristen abad pertama yang mengalami kesulitan ketika berhadapan dengan orang-orang Yahudi. Jawaban Yesus memberikan penjelasan untuk membantu kesulitan mereka, memperdalam iman mereka, dan lebih intensip hidup dalam Ekaristi.
(MS)