SABDA, Selasa, 2-5-2017, “AKULAH ROTI HIDUP”
BACAAN
Kis 7:51-8:1a – “Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku”
Yoh 6:30-35 – “Bukan Musa yang memberi kamu roti dari surga, melainkan Bapa-Kulah yang memberi kamu roti yang benar dari surga”
RENUNGAN
- Injil hari ini berbicara tentang Yesus sebagai Roti Hidup. Untuk bisa memahami teks tentang Yesus sebagai Roti Hidup dalam Injil Yohanes membutuhkan baik pikiran mau pun hati kita. Tidak cukup dibaca begitu saja, tapi perlu permenungan yang mendalam. Orang yang membaca secara serampangan dan asal-asalan tidak akan memahami intinya, bahkan akan merasa bosan karena seperti diulang-ulang. Dalam Injil Yohanes, bila terjadi ulangan maka tingkat maknanya lebih tinggi dan lebih mendalam. Seperti orang menaiki tangga berliku, ia menaiki tangga yang sama tapi makin tinggi dan akhirnya sampai ke tujuan.
- Ay 30-33. Orang bertanya kepada Yesus: Apa yang harus kami lakukan untuk melaksanakan pekerjaan Allah? Yesus menjawab: “Pekerjaan Allah ialah percaya kepada Dia yang telah diutus Allah”, hal itu berarti percaya kepada Yesus. Karena itu, orang-orang bertanya lagi: “Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya dapat kami melihatnya dan percaya kepada-Mu? Pekerjaan apakah yang Engkau lakukan?” Dengan pertanyaan ini berarti mereka tidak memahami tentang penggandaan roti sebagai tanda dari Allah yang mengesahkan Yesus di hadapan mereka, sebagai Orang yang diutus oleh Allah. Mereka melanjutkan berargumentasi: Jaman dahulu bapa-bapa kami makan manna yang diberikan oleh Musa. Mereka menyebutnya “roti dari Sorga” atau roti yang berasal dari Allah. Musa mereka pandang sebagai pemimpin yang besar. Jika Yesus menghendaki agar orang percaya kepada-Nya, Ia harus mengerjakan sebuah tanda yang lebih besar daripada Musa. “Pekerjaan apa yang Engkau lakukan?”
- Yesus menanggapi bahwa roti yang diberikan oleh Musa bukanlah roti dari sorga. Datang dari langit, ya, tetapi bukanlah roti yang berasal dari Allah, karena roti tersebut tidak mampu menjamin kehidupan bagi setiap orang. Mereka semua mati di padang pasir (Yoh 6:49). Roti yang berasal dari Allah adalah Ia yang mengalah kematian dan memberikan kehidupan. Ia adalah Yesus. Yesus berusaha membebaskan mereka dari cara berpikir lama dan menggantinya dengan yang baru.
- Ay 34-35: “Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa.” Yesus menjawab dengan jelas: “Akulah roti hidup.” Makan roti yang berasal dari sorga berarti sama dengan percaya kepada Yesus dan mengikuti jalan yang Ia ajarkan kepada kita, yaitu: “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya” (Yoh 4:34). Inilah makanan yang sesungguhnya, yang mengubah kehidupan dan memberi hidup baru.
- Lapar akan roti, lapar akan Allah. Mana dari kedua hal tersebut yang dominan di dalam diri kita? Yesus berkata: “Akulah roti hidup.” Apa maknanya bagi hidup kita? Sejauh mana kedalaman iman kita terhadap Yesus?
(MS)