SABDA, Senin, 1-5-2017 PERCAYA KEPADA DIA YANG DIUTUS OLEH ALLAH

BACAAN

Kis 6:8-15 – “Mereka tidak sanggup melawan hikmat Stefanus dan Roh yang mendorong dia berbicara”
Yoh 6:22-29 – “Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal”

 

RENUNGAN

  1. Dalam Injil hari ini, kita mulai dengan percakapan tentang Roti Kehidupan (Yoh 6:22-71). Sesudah penggandaan roti, orang-orang mengikuti Yesus. Mereka telah melihat mukjijat; mereka telah makan sampai kenyang dan mereka ingin yang lebih, namun mereka tidak punya perhatian untuk mencari tanda atau panggilan Allah.
    Baik kalau kita mengikuti pembagian Bab 6 Injil Yohanes:
    6:1-15   – penggandaan roti.
    6:16-21 – menyeberangi danau, dan Yesus berjalan di atas air.
    6:22-71 – dialog Yesus dengan orang-orang, dengan orang-orang Yahudi, dan dengan     murid-Nya.
    Dialog I : 22-27 dengan orang-orang: mereka mencari Yesus dan menemukan Dia di Kaparnaum.
    Dialog II : 28-34 dengan orang-orang: iman sebagai karya Allah dan manna di padang
    Gurun.
    Dialog III : 35-40 dengan orang-orang: roti yang benar adalah melaksanakan kehendak Allah.
    Dialog IV : 41-51 dengan orang-orang Yahudi: keluhan orang-orang Yahudi.
    Dialog V : 52-58 dengan orang-orang Yahudi: Yesus dan orang-orang Yahudi.
    Dialog VI : 59-66 dengan para murid: reaksi para murid Yesus.
    Dialog VII: 67-71 dengan para murid: pengakuan Petrus.
  2. Percakapan Yesus dengan orang-orang, dengan orang-orang Yahudi dan dengan para murid-Nya merupakan dialog yang indah, tetapi menuntut satu hal. Yesus berusaha membuka mata orang-orang agar mereka membaca tanda-tanda dan menemukan dalam tanda tersebut titik balik di mana kehidupan baru harus dimulai. Tidak mungkin mengikuti Yesus hanya karena mukjijat penggandaan roti. Manusia hidup tidak hanya dengan roti saja. Hidup tanpa Roh dan kebatinan yang dalam sungguh tidak akan sampai pada akarnya. Orang-orang, selama berbicaara dengan Yesus, selalu jengkel dan bingung dengan kata-kata-Nya. Namun Yesus tidak pernah mau mengalah. Ketika pembicaraan semakin maju langkah demi langkah, hanya sedikit orang tinggal bersama Yesus. Dan pada akhirnya, hanya duabelas orang tersisa, tetapi Yesus tidak percaya juga kepada mereka. Sekarang ini hal yang sama terjadi, ketika Sabda Tuhan menuntut sebuah komitmen, banyak orang mundur dan meninggalkan Yesus. Apakah kita juga akan mundur jika harus mengambil keputusan dalam nama Yesus?
  3. Ay 22-27: Orang mencari Yesus karena mereka menginginkan roti yang lebih. Orang-orang mengikuti Yesus. Mereka tahu bahwa Ia pergi tidak bersama dengan perahu para murid-Nya. Karena hal ini mereka tidak mengerti apa yang telah Ia lakukan sampai di Kaparnaum. Bahkan mereka tidak mengerti makna mukjijat penggandaan roti. Orang-orang melihat apa yang telah terjadi, tetapi mereka tidak dapat mengerti kejadian tersebut menjadi sebuah tanda yang lebih dalam. Mereka hanya berhenti di permukaan; hanya pada roti yang mengenyangkan. Mereka mencari roti dan kehidupan, tapi hanya sebatas untuk mencukupi kebutuhan phisik. Menurut orang-orang itu, Yesus melakukan apa yang telah dilakukan Musa pada jaman dahulu: memberi makan orang-orang Israel di padang gurun. Menurut Yesus, mereka menghendaki agar masa lalu itu terulang kembali. Tetapi Yesus minta kepada mereka untuk membuat satu langkah lebih maju. Di samping bekerja untuk makanan yang bisa binasa, mereka harus bekerja untuk makanan yang tidak akan binasa. Makanan baru ini akan diberikan oleh Anak Manusia. Ia memberikan kehidupan yang tidak pernah akan berakhir, Ia membuka mata kita untuk horizon baru dan tentang Allah.
  4. Ay 28-29 : Karya Allah yang mana? Orang-orang bertanya: “Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?” Yesus menjawab: “percaya kepada Dia yang diutus oleh Allah.” Hal ini berarti: percaya kepada Yesus. Jadi tidak sekedar menikmati roti sampai kenyang, tetapi harus sampai inti pewartaan Yesus, yaitu PERCAYA kepada-Nya.

 

(MS)