SABDA, Kamis, 27-4-2017, DALAM YESUS SESEORANG MEMPEROLEH KEHIDUPAN KEKAL

BACAAN

Kis 5:27-33 – “Kami adalah saksi dari segala sesuatu dan Roh Kudus”
Yoh 3:31-36 – “Bapa mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya”

 

RENUNGAN

  1. Dalam Yoh 3:22-30, Yohanes Pembaptis memberi kesaksian terakhir tentang Yesus. Kesaksian tersebut merupakan jawaban terhadap para muridnya. Yohanes mengatakan bahwa ia bukan Mesias, tetapi sebagai pendahulu. Dalam kesempatan tersebut, Yohanes meringkaskan kesaksiannya: “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil” (ay 30). Kalimat tersebut merupakan program bagi siapa saja yang ingin mengikuti Yesus.
  2. Ay 31-33. Dalam keseluruhan Injil Yohanes, banyak kali muncul konflik antara Yesus dan orang-orang Yahudi yang menggugat kata-kata Yesus. Yesus berbicara dari apa yang Ia dengar dari Bapa. Musuh-musuh-Nya, tidak membuka diri terhadap Allah dan karena mereka mempertahankan gagasan-gagasan mereka maka mereka tidak mampu mengerti dan memahami segala sesuatu tentang hidup, kata-kata, dan yang dibuat oleh Yesus. Karena pengkhianatan seseorang, maka Yesus ditangkap dan dihukum.
  3. Ay 34. Yesus memberikan Roh Kudus kepada kita tanpa syarat. Roh Kudus bertindak dalam Penciptaan (Kej 1:1). Roh Kudus digambarkan “seperti seekor burung merpati yang turun dari Sorga” (Yoh 1:32). Kata-kata Yesus adalah Roh dan Kehidupan (Yoh 6:63). Ia akan memberikan Roh Penghibur, yang bersama kita selama-lamanya (Yoh 14:16-17). Melalui pembaptisan, kita menerima Roh Kudus (Yoh 1:33). Ia menghembusi rasul-rasul dan berkata: “Terimalah Roh Kudus” (Yoh 20:22). Akibat tindakan Roh Kudus adalah rekonsiliasi (Yoh 20:23). Roh Kudus membuat kita mampu memahami sepenuhnya arti Sabda-sabda Yesus (Yoh 14:26; 16:12-13). Karena Roh Kudus, kita bisa menyembah Allah di mana saja (Yoh 4:23-24). Dalam Roh kita memperoleh kemerdekaan sepenuhnya: “Di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan” (2Kor 3:17).
  4. Ay 35-36: Bapa mengasihi Anak. Penginjil Yohanes menegaskan kembali jatidiri Bapa dan Yesus. “Bapa mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya” (ay 35). Santo Paulus mengatakan bahwa “seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia” (Kol 1:19; 2:9). Inilah mengapa seseorang yang menerima dan percaya kepada Yesus memiliki kehidupan kekal, karena Allah adalah Sang Kehidupan. Sedangkan orang yang tidak menerima dan tidak percaya kepada Yesus, menempatkan diri di luar kehidupan dan di luar keselamatan.
  5. Dengan bantuan rahmat Allah, kita harus membuat pilihan. Mantapkah pilihan yang telah kita buat? Apakah kita bangga sebagai pengikut Kristus? Apakah kita selalu bersyukur atas iman kita? Lebih dari semuanya itu, Yesus mengutus para murid-Nya: “Pergilah dan wartakanlah Injil!” Yesus juga mengutus kita untuk hidup dalam Injil dan mewartakannya dengan kata dan perbuatan kita. Siapkah kita untuk tugas perutusan ini?

 

(MS)