SABDA, Minggu, 23-4-2017, MINGGU PASKAH II: PESTA KERAHIMAN ILAHI

BACAAN
Yoh 20:19-31 – “Delapan hari kemudian Yesus datang”

 

RENUNGAN

  1. Pada hari ini, Minggu Paskah II, Gereja merayakan Pesta Kerahiman Ilahi. Pada hari ini tidak diulas bacaan Injil seperti biasanya. Karena hari ini merupakan Pesta Kerahiman Ilahi, maka diutamakan ulasan tentang Pesta ini menurut apa yang diterima oleh Suster Faustina dari Tuhan seperti ditulis dalam Buku Hariannya.
  2. Pesta ini menduduki peringkat paling tinggi di antara semua unsur Devosi Kerahiman Ilahi yang diwahyukan kepada Sr. Faustina. Penetapan pesta ini dituntut oleh Tuhan Yesus untuk pertama kalinya di Plock (Polandia) pada tahun 1931 saat Ia menyampaikan kehendak-Nya mengenai pelukisan Gambar Yesus yang Maharahim: “Aku merindudkan adanya Pesta Kerahiman. Aku menghendaki agar gambar yang akan engkau lukis dengan kuas itu diberkati secara meriah pada hari Minggu pertama sesudah Paskah; hari Minggu itu harus menjadi Pesta Kerahiman” (BCH 49).
  3. Pemilihan Hari Minggu pertama sesudah Paskah untuk Pesta Kerahiman memilki makna teologis yang sangat mendalam, yang menunjukkan hubungan erat antara Misteri Paskah dan misteri Kerahiman Ilahi. Hubungan integral ini selanjutnya ditekankan dalam Novena Koronka kepada Kerahiman Ilahi yang dimulai pada Jumat Agung sebagai suatu persiapan untuk Pesta Kerahiman. Dapat dikatakan bahwa Pesta Kerahiman memahkotai Pesta Paskah.
  4. Pesta ini tidak hanya merupakan hari khusus untuk menghormati Allah dalam misteri kerahiman-Nya, tetapi juga menjadi masa rahmat bagi semua orang. Tuhan Yesus berkata: “Aku ingin agar Pesta Kerahiman ini menjadi tempat pengungsian dan pernaungan bagi semua jiwa, khususnya bagi para pendosa yang malang (BCH 699). “Jiwa-jiwa pada binasa meskipun sengsara-Ku amat pahit. Maka, kepada mereka Aku memberikan harapan terakhir untuk selamat, yakni Pesta Kerahiman-Ku. Kalau mereka tidak mau memuliakan Kerahiman-Ku, mereka akan binasa untuk selama-lamanya” (BCH 965.998).
  5. Keagungan pesta ini diukur atas dasar janji-janji luar biasa yang dilekatkan pada pesta ini. Yesus berkata: “ … Barangsiapa, pada hari ini, menghampiri Sumber Kehidupan ini, ia akan menerima pengampunan penuh atas dosa-dosanya dan dibebaskan dari hukuman” (BCH 300), dan juga, “Pada hari itu, terbukalah lubuk kerahiman-Ku, dan Aku meluapkan seluruh samudra rahmat ke atas jiwa yang takut menghampiri Aku meskipun dosa-dosanya laksana kain yang merah padam” (BCH 699).
  6. Untuk memetik manfaat dari karunia-karunia agung itu perlu dipenuhi syarat-syarat devosi Kerahiman Ilahi, yaitu mengandalkan kebaikan Allah dan aktif mengasihi sesama, berada dalam keadaan rahmat pengudus – telah pergi ke pengakuan dosa, dan pantas menerima komuni kudus. Yesus menjelaskan: “Tidak satu jiwa pun akan dibenarkan sebelum ia berpaling kepada kerahiman-Ku dengan penuh kepercayaan. Inilah sebabnya Hari Minggu pertama sesudah Paskah harus dirayakan sebagai Pesta Kerahiman. Pada hari itu, para imam harus memberitahukan kepada setiap orang kerahiman-Ku yang agung dan tak terselami” (BCH 570).

 

(MS)