SABDA, Senin, 17-4-2017, SUKACITA KEBANGKITAN MENGATASI KETAKUTAN

BACAAN

Kis 2:14.22-32 – “Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami adalah saksi”
Mat 28:8-15 – “Katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku”

 

RENUNGAN

  1. Inji hari ini melukiskan pengalaman Kebangkitan yang dimiliki para murid Yesus. Pada awal Injil, Matius mengatakan bahwa Yesus adalah Immanuel, Tuhan beserta kita (Mat 1:23). Sekarang Matius menyampaikan bahwa Yesus bangkit (Mt 28:6) dan Ia akan menyertai kita sampai akhir jaman (Mt 28:20). Tetapi penolakan, dari dulu sampai sekarang, terus terjadi. Para imam kepala bangsa Yahudi melawan Kabar Gembira Kebangkitan dan mengatakan bahwa tubuh Yesus telah dicuri oleh para murid-Nya (Mt 28:11-13). Sampai sekarang penolakan ini terjadi ketika ada perlawanan terhadap kehidupan, kedamaian, dan belas kasih.
  2. Dalam Injil Matius, kebenaran Kebangkitan Yesus dikatakan melalui bahasa simbolis: gempa bumi, cahaya dan para malaikat yang mengumumkan kemenangan Yesus atas kematian (Mt 2-4). Ini merupakan bahasa apokaliptik, yang sangat biasa pada waktu itu, yang menyatakan bahwa akhirnya dunia akan diubah oleh kekuatan Allah. Harapan bagi kaum miskin dipenuhi: “Ia hidup di tengah-tengah kita.”
  3. Sukacita Kebangkitan mengatasi ketakutan. Pada Minggu pagi, hari pertama minggu itu, Maria Magdalena dan Maria yang lain, pergi ke kubur. Terjadilah gempa bumi yang hebat dan malaikat Tuhan turun dari langit (ay 2). Perempuan-perempuan itu takut, tetapi malaikat meyakinkan mereka, dan ia menyatakan kemenangan Yesus atas kematian dan meminta agar mereka bergabung dengan para murid Yesus di Galilea. Di Galilea, mereka akan bisa melihat Yesus lagi. Segala sesuatunya mulai dari Galilea: mereka menerima pewahyuan tentang Tuhan yang Bangkit. Sukacita kebangkitan mengatasi ketakutan.
  4. Yesus menampakkan diri kepada para wanita. Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: “Salam bagimu.” Mereka memeluk kaki-Nya dan menyembah-Nya. Hal ini merupakan sikap orang yang percaya dan menerima kehadiran Tuhan. Yesus memerintahkan mereka untuk pergi dan bergabung dengan saudara-saudara-Nya di Galilea: “Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku.”
  5. Kecerdikan dan akal bulus para musuh Kabar Gembira. Perlawanan terhadap Yesus semasa hidup-Nya, kini muncul kembali sesudah Kebangkitan-Nya. Para imam kepala menemui dan memberi uang kepada para penjaga. Mereka harus menyebarkan kabar bahwa para murid telah mencuri jenasah Yesus. Akal bulus tersebut terjadi sampai sekarang ini. Para imam kepala tidak menerima Kabar Baik Kebangkitan. Mereka meyakinkan semua orang, sampai sekarang, bahwa kebangkitan adalah rekayasa para murid Yesus.
  6. Siapa pun yang menerima Injil secara serius dan berusaha untuk hidup sesuai dengan visi Injil tersebut, maka mereka telah menemukan hidup yang bahagia dan penuh.

 

(MS)