SABDA, Rabu, 12-4-2017, YESUS TIDAK PERNAH BERHENTI MENCINTAI KITA

BACAAN

Yes 50:4-9a – “Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku diludahi”
Mat 26:14-25 – “Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan apa yang tertulis tentang Dia, tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan!”

 

RENUNGAN

  1. Injil hari ini, sekali lagi, bicara tentang pengkhianatan Yudas. Sengsara Yesus dalam Injil Matius, kegagalan para murid sangat ditekankan. Hidup bersama Yesus selama 3 tahun, tak satu pun yang membela Yesus. Yudas berkhianat, Petrus menyangkal, dan murid-murid lainnya lari entah kemana. Keteguhan Yesus untuk tetap mengasihi para murid-Nya, menggambarkan peneguhan bagi kaum Kristen awal yang selalu dianiaya dan lemah iman mereka. Masih ingat film: “Quo vadis, Domine?” Walaupun kita seringkali putus hubungan dengan Yesus, namun Yesus tidak pernah putus hubungan dengan kita. Cinta-Nya jauh lebih besar daripada ketidak-taatan kita.
  2. Yudas mengambil keputusan setelah Yesus tidak menerima kritik mengenai wanita yang meminyaki kaki-Nya dengan minyak yang sangat mahal (Mat 26:6-13). Ia pergi kepada imam kepala dan bertanya: “Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?” Mereka setuju dengan 30 keping uang perak. Hal tersebut mengingatkan akan harga 30 syikal uang perak sebagai ganti seorang budak yang terluka (Kel 21:32). Yesus tidak lebih dari budak.
  3. Yesus tidak punya rumah di Yerusalem. Sepanjang malam Ia menghabiskan waktu di Taman Jaitun (Yoh 8:1). Di Yerusalem sudah penuh dengan para pejiarah. Tidak mudah bagi Yesus untuk menyediakan ruangan yang cukup luas untuk mengadakan Makan Paskah. Ia menyuruh para murid-Nya untuk menemukan seseorang yang ruangannya bisa dipakai untuk Makan Paskah. Siapa pemilik ruangan itu? Sampai sekarang tidak ditemukan informasi yang bisa menerangkannya.
  4. Yesus tahu dan sadar bahwa Diri-Nya akan dikhianati Yudas. Yesus tahu apa yang dirancang Yudas. Walaupun begitu, Ia ingin tetap bertindak dalam suasana persaudaraan dengan para sahabat-Nya di mana Yudas termasuk di dalamnya. Saat hampir selesai makan, Yesus mengumumkan siapa pengkhianat itu: “Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku” (ay 23). Bagi orang-orang Yahudi, bersama-sama mencelupkan pada pinggan yang sama mengungkapkan keakraban dan kepercayaan yang tinggi. Di sini mengungkapkan bahwa cinta Yesus jauh lebih besar daripada pengkhianatan Yudas, penyangkalan Petrus, dan larinya para murid dari Yesus. Cinta Yesus tidak tergantung dari apa yang dibuat orang lain kepada-Nya.
  5. Pernahkah kita mengkhianati Yesus? Kalau sudah pernah, maka Yesus akan mengampuni kita. Pertanyaan yang jauh lebih penting: apakah kita bisa mengampuni diri kita sendiri? Yesus tidak pernah berhenti mencintai kita, apa pun yang kita buat. Yesus terus memanggil kita untuk datang kepada-Nya. Mari kita menyambut undangan Yesus ini! Sekarang!

 

(MS)