SABDA, Sabtu, 8-4-2017, PRASANGKA BURUK MEMATIKAN ORANG LAIN

BACAAN

Yeh 37:21-28 – “Aku akan menjadikan mereka satu bangsa”
Yoh 11:45-56 – “Yesus akan mati untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai berai”

 

RENUNGAN

  1. Injil hari ini merupakan akhir dari episode panjang tentang kebangkitan Lazarus di Betania. Dari kisah ini, Yesus adalah sumber kehidupan bagi siapa saja yang percaya kepada-Nya.
  2. Setelah kebangkitan Lazarus ini ada dua reaksi: 1) mereka yang percaya kepada Yesus dan 2) mereka yang mengadukan kepada orang-orang Parisi apa yang telah diperbuat Yesus. Reaksi yang kedua ini wajar, karena ada separoh lebih penduduk Yerusalem yang menggantungkan hidupnya pada Bait Allah. Karena alasan ini maka sukarlah bagi mereka untuk mendukung Yesus yang mengkritik Bait Allah dan para penguasa keagamaan.
  3. Kabar kebangkitan Lazarus menaikkan popularitas Yesus. Karena hal inilah, maka para pemimpin keagamaan mengadakan pertemuan otoritas tertinggi untuk menentukan sikap terhadap Yesus. Bagi mereka: “Orang ini membuat banyak mukjijat. Apabila kita biarkan Dia, maka semua orang akan percaya kepada-Nya dan orang-orang Roma akan datang dan akan merampas tempat suci kita serta bangsa kita.” Situasi sungguh gawat. Karena hal ini, maka Kayapas, Imam Agung, memutuskan: “Lebih baik jika satu orang mati untuk bangsa kita dari pada seluruh bangsa kita ini binasa.” Para imam kepala sangat berkepentingan, karena otoritas Yesus makin tumbuh dan dimotivasi oleh ketakutan terhadap orang-orang Roma, maka mereka memutuskan untuk membunuh Yesus. Sebenarnya yang menjadi alasan utama untuk membunuh Yesus adalah mereka takut kehilangan kekuasaan, wibawa dan pengaruh di antara orang-orang Yahudi.
  4. Karena itu Yesus harus hidup secara tersembunyi. Yesus tidak tampil lagi di muka umum, Ia pergi ke Ephraim dan tinggal bersama murid-murid-Nya, menunggu saatnya tiba, karena Paskah Yahudi sudah dekat. Dan orang-orang pergi ke Yerusalem. Mereka mencari Yesus sambil berbisik di antara mereka: “Akan datang jugakah Ia ke pesta?”
  5. Para imam kepala dan ahli Taurat, orang-orang yang paling cerdik pandai di Israel, tidak mengenal dan tidak mau percaya kepada Yesus. Mereka dibutakan oleh prasangka buruk, dan akhirnya menjatuhi Dia hukuman mati.
  6. Kita akan memasuki Minggu Suci yang diawali dengan Minggu Palem. Kita harus memilih: berjalan bersama Yesus yang sengsara atau berjalan sendiri mengikuti kesenangan-kesenangan kita? Yesus memberikan hidup-Nya untuk kita. Kita wajib menjadikan Sengsara, Wafat, dan Kebangkitan Yesus sebagai pola hidup kita. Bagi yang menjadi panitia dan pengisi perayaan Paskah, mohon memperhatikan doa dan meditasi tentang peristiwa Minggu Suci dan jangan terlena dengan persiapan-persiapan yang sifatnya phisik yang menguras tenaga. Selamat memasuki Minggu Suci.

 

(MS)