SABDA, Kamis, 6 April, 2017 IA ADALAH YAHWE, ALLAH ISRAEL
BACAAN
Kej 17:3-9 – “Engkau akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa”
Yoh 8:51-59 – “Sungguh, barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya”
RENUNGAN
- Yesus melanjutkan untuk menantang orang-orang Yahudi tentang identitas-Nya. Mereka terus salah mengerti tentang apa yang dikatakan Yesus. “Barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut.” Terhadap kata-kata Yesus ini, mereka hanya mengerti secara harfiah saja, sehingga mereka tidak tahu apa yang dimaksudkan Yesus. Di sini Yesus ibarat berbicara dengan orang-orang tuli.
- Karena menutup hati dan tidak mau tahu tentang Yesus, mereka bertanya: “Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kita Abraham, … dengan siapakah Engkau samakan diri-Mu?” Pertanyaan ini sama dengan yang mereka tanyakan kepada Yohanes Pembaptis: “Siapakah engkau?” (Yoh 1:22). Jawabannya sungguh berbeda dengan apa yang mereka bayangkan.
- Kepada mereka Yesus berbicara tentang “Bapa”-Nya dan mengatakan bahwa Bapa adalah yang mereka sebut “Allah kami.” Selanjutnya Yesus mengatakan bahwa mereka tidak tahu Bapa. Mereka tidak tahu Bapa karena mereka tidak tahu Yesus. Tetapi Yesus tahu tentang Bapa dan menuruti firman-Nya. Kemudian Yesus memprovokasi mereka: “Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita.”
- Mereka terkejut dengan kata-kata Yesus tersebut dan menjawab dengan pedas: “Umur-Mu belum sampai lima puluh tahun dan Engkau telah melihat Abraham?” Yesus menanggapai: “Sesungguhnya sebelum Abraham jadi, AKU telah ada.” Di sini Yesus menggunakan kata AKU. Dengan ini, Yesus dengan tegas menyamakan diri dengan YAHWE, Allah Israel. Bagi orang-orang Parisi pernyataan Yesus tersebut benar-benar merupakan penistaan terhadap Allah secara keji.
- Maka “mereka mengambil batu untuk melempari Dia.” Mereka tidak mampu melaksanakan rencana untuk membunuh Yesus, karena saatnya belum tiba. “Yesus menghilang.” Kata yang tepat adalah bersembunyi. Dengan demikian Allah dalam diri Yesus tetap tersembunyi dari mereka.
- Ia “meninggalkan Bait Allah.” Ketika Yesus mati di kayu salib, tirai tempat tersuci Bait Allah terbelah menjadi dua. Hal ini menyatakan bahwa Allah tidak lagi berada di sana, Ia telah meninggalkan Bait Allah. Dan sekarang Ia tinggal dalam Bait Allah yang baru, bukan berupa bangunan tetapi dalam diri Umat, yaitu Gereja, Tubuh Kristus yang Bangkit.
- Siapakah Yesus?
(MS)