SABDA, Rabu, 29-3-2017, YESUS CERMINAN BAPA

BACAAN

Yes 49:8-15 – “Aku telah membentuk dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia untuk membangun bumi kembali”
Yoh 5:17-30 – “Seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati, dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan siapa saja yang dikehendakiNya”

 

RENUNGAN

  1. Injil hari ini meneruskan kisah Injil kemarin tentang penyembuhan orang yang sakit selama 38 tahun yang berbaring di tepi kolam. Kisah diakhiri dengan kata-kata: “Orang-orang Yahudi berusaha menganiaya Yesus, karena Ia melakukan hal-hal itu pada hari Sabat” (Yoh 5:16).
  2. Dikritik oleh orang-orang Yahudi karena telah menyembuhkan pada hari Sabat, Yesus menjawab: “BapaKu bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga.” Orang-orang Yahudi berpikir bahwa segala pekerjaan tidak boleh dilakukan pada hari Sabat, karena pada hari itu Tuhan beristirahat dan tidak bekerja pada hari ketujuh (Kel 20:8-11). Yesus menegaskan sebaliknya. Ia berkata bahwa Bapa selalu bekerja bahkan sampai sekarang. Karena itu, Yesus juga bekerja, dan bahkan pada hari Sabat. Ia mencontoh BapaNya. Bagi Yesus: karya penciptaan belum selesai. Allah terus bekerja, tanpa henti, siang dan malam. Yesus bekerja sama dengan Bapa melanjutkan karya penciptaan dengan cara sedemikian sehingga suatu hari kelak semua bisa memasuki istirahat kekal seperti yang telah Ia janjikan. Terhadap pernyataan Yesus tersebut, reaksi orang-orang Yahudi sangat garang. Mereka ingin membunuh Dia karena dua alasan: pertama, Yesus menolak hukum Sabat dan kedua, Ia mengatakan bahwa DiriNya sama dengan Allah.
  3. Kemudian Yohanes mengungkapkan relasi antara Yesus dengan BapaNya. Yesus, sebagai Anak, penuh perhatian selamanya di hadapan Bapa. Apa yang Bapa kerjakan, Ia juga kerjakan. Ia adalah cerminan Bapa. Ia adalah wajah Bapa. Kasih Bapa meresap dalam diri Anak, dan melalui Anak, Ia melaksanakan karyaNya di dunia ini. Perhatian besar dari Bapa terhadap Anak adalah: Bapa mengatasi kematian dan memberi kehidupan kepadaNya.
  4. Bapa mempercayakan penghakiman kepada Anak. Apa yang pasti dalam kehidupan adalah bahwa kita berada di hadapan Sang Pencipta dan sepenuhnya tergantung pada Dia. Sekarang Sang Pencipta hadir kepada kita dalam diri Yesus: “Seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia” (Kol 1:19). Kita tahu tentang Allah dan memberi sembah kepadaNya hanya melalui dan di dalam Yesus.
  5. Tuhan adalah kehidupan. Di mana saja Ia berada, selalu ada kehidupan. Ia hadir dalam Sabda Yesus. Siapa pun yang mendengarkan Sabda Yesus, ia memperoleh kehidupan. Yesus telah melewati kematian menuju kehidupan. Bukti akan hal ini adalah penyembuhan orang lumpuh.
  6. Semua orang berada dalam kematian, karena mereka belum terbuka terhadap Sabda Yesus yang berasal dari Bapa. Tetapi “saatnya akan tiba … bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup” (ay 25). Dengan Sabda Yesus yang berasal dari Bapa, ciptaan baru mulai.
  7. Yesus merupakan cerminan Bapa. “Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diriKu sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakimanKu adil, sebab Aku tidak menuruti kehendakKu sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku” (ay 30). Kalimat terakhir ini merupakan ringkasan dari semua yang dikatakan sebelumnya.
  8. Masihkah aku ragu dan bingung tentang Yesus, Anak Allah?

 

(MS)