SABDA,Selasa, 28-3-2017, SOLIDER DAN MENERIMA YANG MALANG

BACAAN

Yeh 47:1-9.12 – “Saya melihat air mengalir dari dalam Bait Suci; ke mana saja air itu mengalir, semua yang ada di sana hidup”
Yoh 5:1-16 – “Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah”

 

RENUNGAN

  1. Dalam Injil hari ini, Yesus berada di Yerusalem. Ia pergi ke kolam dekat Gerbang Domba yang memiliki lima serambi. Di serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit: buta, timpang, dan lumpuh. Dan di dekat serambi-serambi itu ada tempat pengajaran yang dibawakan oleh para ahli Kitab.
  2. Dekat kolam itu ada seorang yang selama 38 tahun sakit. Ia ingin mengalami kesembuhan dari mukjijat kolam tersebut, tapi tak ada seorang pun yang membantu dia untuk masuk ke dalam kolam ketika air kolam bergerak. Walaupun tempat ia berbaring dekat dengan tempat pengajaran, namun tak ada seorang pun yang peduli; tak ada solidaritas terhadap orang yang malang; tak ada penerimaan terhadap orang yang terbuang.
  3. Agama (Yudaisme) pada waktu itu tidak mampu menunjukkan wajah Allah yang berbelas kasih, tetapi Allah yang menghukum. Hidup beragama diukur sejauh mana orang mentaati hukum dan peraturan serta menghindari larangan-larangan, walaupun mengabaikan hidup orang lain. Melihat hal tersebut, Yesus melawan hukum Sabat. Ia tidak membuang-buang waktu. Ia berkata: “Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah!” Seketika orang itu sembuh dan berjalan.
  4. Orang Yahudi mengkritik orang yang disembuhkan tadi, karena ia berjalan sambil mengangkat tilamnya. Ia dianggap melawan hukum Sabat.
  5. Maksud Yesus menyembuhkan orang tersebut, agar ia mengalami kasih dan solidaritas dari masyarakatnya dan diterima dengan penuh cinta. Selain itu, Yesus menghendaki agar dia bisa menggunakan waktu dan energinya untuk Kerajaan Allah.
  6. Di Bait Allah, Yesus bertemu kembali dengan orang yang disembuhkan tadi. Tuhan berkata: “Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi hal-hal yang lebih buruk.” Hal ini berarti: berani meninggalkan hidup yang berdosa, dan diharapkan kesembuhannya membawa pertobatan yang nyata sehingga ia siap sebagai ksatria Kerajaan Allah.
  7. Ketika kita menerima Sakramen Tobat, kata-kata Yesus tersebut terulang melalui kata-kata imam: “Pergilah dalam damai dan wartakanlah ke seluruh dunia betapa indahnya pekerjaan-pekerjaan Allah yang telah menyembuhkan engkau.”
  8. Dalam masa Prapaskah ini kita diajak untuk mendengarkan dan meresapkan kembali pertanyaan Yesus: “Maukah engkau sembuh?” Dengan kata lain: “Apakah engkau menghendaki hidupmu menjadi utuh kembali?”

 

(MS)