SABDA, Rabu, 22-3-17, KASIH SEJATI ADALAH WUJUD DARI PENGGENAPAN HUKUM
BACAAN
Ul 4:1.5-9 – “Lakukanlah ketetapan-ketetapan itu dengan setia”
Mat 5:17-19 – “Siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah Taurat, ia akan menduduki temnpat yang tinggi”
RENUNGAN
- Pada waktu itu dalam komunitas Kristen awal, yang terdiri dari orang-orang Yahudi, timbul ketegangan dalam menghadapi Hukum Taurat. Ada 3 kelompok bersitegang: Kelompok pertama, tidak perlu mematuhi Hukum (Rom 3:21-26). Kelompok kedua: bersikukuh bahwa mereka harus mematuhi Hukum (Kis 15:1.5). Kelompok ketiga: ingin bebas dalam Roh Allah, artinya tidak mematuhi Hukum Taurat dan tidak mematuhi Yesus (1Kor 12:3). Di tengah-tengah ketegangan tersebut, Matius menulis Injilnya untuk membantu menyelesaikan ketegangan tersebut.
- Pertama: Yesus datang untuk menggenapi Hukum. Ia bersabda“Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.” Artinya: komunitas Kristen tidak boleh melawan dan menutup diri terhadap Hukum. Yesus menggenapi Hukum Taurat dengan kata dan tindakanNya. Dan panggilan kita adalah mewujudkan kasih yang sempurna berdasarkan Hukum Allah.
- Kedua: bagi mereka yang ingin membebaskan diri dari Hukum, Yesus mengingatkan: “Siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.” Kata-kata Yesus tersebut mau menegaskan: Pertama, bahwa Perjanjian Lama, Yesus dari Nasaret dan hidup dalam Roh tidak dapat dipisahkan. Kedua, yang akan menduduki tempat dalam Kerajaan Allah ialah mereka yang mengajarkan kepada orang lain tentang keadilan dan belas kasih, serta mereka yang mengasihi Allah dan orang lain. Ketiga, mereka yang acuh tak acuh terhadap Hukum Allah akan dilarang masuk ke dalam Kerajaan Allah.
- Kita berusaha, dengan pertolongan rahmat Tuhan, agar dari hari ke hari, dari saat ke saat, mampu memenuhi Hukum Tuhan dengan mengasihi Allah sepenuh hati dan mengasihi orang lain lebih penuh dan tanpa menghakimi.
(MS)