SABDA, Kamis, 16-3-2017, MEMBUKA PINTU BAGI ORANG MISKIN

BACAAN

Yer 17:5-10 – “Terkutuklah yang mengandalkan manusia. Diberkatilah yang mengandalkan Tuhan”
Luk 16:19-31 – “Engkau telah menerima segala yang baik, sedangkan Lazarus segala yang buruk”

 

RENUNGAN

  1. Dalam Injil hari ini ada tiga (3) orang: Lazarus yang miskin, orang kaya yang tidak bernama, dan Bapa Abraham. Bapa Abraham mewakili cara pikir Allah, orang kaya mewakili pandangan pada waktu itu, dan orang miskin mewakili orang-orang miskin pada waktu itu dan orang-orang miskin sepanjang masa.
  2. Nampak dua masyarakat ekstrim: orang kaya dengan segala kemewahannya dan di sisi lain orang miskin yang tanpa memiliki sumber nafkah, tidak memiliki hak, penuh luka, tak ada yangmenerima dia selain anjing yang menjilati lukanya. Yang membatasi mereka adalah pintu rumah orang kaya yang selalu tertutup bagi Lazarus dan orang miskin.
  3. Orang miskin dalam Injil hari ini punya nama, yaitu Lazarus. Lazarus berarti Tuhan membantu. Allah ingin membantu orang kaya lewat Lazarus dan orang-orang miskin, tetapi pintu selalu tertutup. Situasi tersebut menjadi cerminan apa yang terjadi pada jamannya Yesus dan jaman sekarang.
  4. Setelah Lazarus dan orang kaya meninggal, terjadi perubahan yang mengungkap kebenaran yang tersembunyi. Lazarus meninggal dan dibawa ke pangkuan Abraham. Orang kaya meninggal lalu dikuburkan. Orang kaya yang merasa diri sebagai keturunan Abraham tidak berada di pangkuannya. Pangkuan Abraham merupakan sumber kehidupan, dari mana umat Allah lahir. Berarti orang kaya tidak memperoleh kehidupan. Selanjutnya ada tiga (3) percakapan.
  5. Percakapan pertama: Orang kaya melihat Lazarus berada di pangkuan Abraham dan ia minta tolong dalam penderitaannya. Ia melihat bahwa Lazarus satu-satunya dermawan yang bisa menolongnya. Tapi sudah terlambat. Orang kaya ini tergolong saleh, karena ia mengenal Abraham dan menyebutnya bapa Abraham. Waktu hidup, orang kaya, dan orang-orang kaya yang lain, bisa menjadi anak-anak Abraham, jika mereka tahu bagaimana membuka pintu bagi Lazarus. Keselamatan orang kaya tidak terletak pada setetes air untuk menyegarkan lidahnya yang ditaruh oleh Lazarus, tetapi terletak pada: apakah ia membuka pintu yang tertutup bagi orang-orang miskin.
  6. Percakapan kedua: orang kaya minta kepada bapa Abraham supaya mengutus Lazarus ke rumahnya untuk memperingatkan saudara-saudaranya agar mereka tidak masuk ke dalam penderitaan yang ia alami. Orang kaya tersebut cemas terhadap saudara-saudaranya, tetapi tidak pernah peduli terhadap Lazarus. Jawaban Abraham jelas: “Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu.” Orang kaya tersebut memiliki Kitab Suci, tetapi ia tidak pernah sadar bahwa dalam Kitab Suci memuat bagaimana bertindak terhadap orang miskin. Kunci untuk memahami Kitab Suci adalah pada diri orang-orang miskin.
  7. Percakapan ketiga: “Tidak, bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat.” Orang kaya menyadari bahwa ia salah, karena mengatakan tentang bertobat. Sesuatu yang tidak pernah ia dengar semasa hidupnya. Ia menginginkan sebuah kebangkitan dalam diri keluarganya. Tetapi kebangkitan seperti yang ia inginkan tidak ada. Satu-satunya kebangkitan ialah Yesus. Yesus bangkit dari antara orang mati datang kepada kita dalam pribadi orang-orang miskin, orang yang tidak memiliki hak, orang-orang yang disingkirkan.
  8. Siapa sesungguhnya Lazarus? Ia adalah representasi Yesus, Mesias Hamba, orang miskin yang ditolak, tetapi yang kematiannya mengubah segala sesuatu secara radikal. Segala sesuatu berubah dalam terang kematian orang miskin. Tempat penyiksaan merupakan situasi pribadi tanpa Allah. Bahkan jika orang kaya berpikir bahwa ia punya agama dan iman, kenyataannya, ia tidak mempunyai Allah, karena ia tidak membuka pintu bagi orang-orang miskin. Zakeus telah membuka pintu bagi Yesus dan orang-orang miskin (Luk 19:1-10).
  9. Bagaimana sikap kita terhadap orang miskin, orang terlantar, dan tersingkirkan?

 

(MS)