SABDA, Rabu, 15-3-2017, MELAYANI BUKAN DILAYANI

BACAAN

Yer 18:18-20 – “Persekongkolan melawan nabi Yeremia”
Mat 20:17-28 – “Mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati”

 

RENUNGAN

  1. Injil hari ini menghadirkan tiga pokok: Pertama, pernyataan ketiga tentang Penderitaan (ay 17-19). Kedua, permohonan ibu anak-anak Zebedeus (ay 20-23). Ketiga, diskusi para murid tentang siapa yang layak menduduki tempat pertama (ay 24-28).
  2. Dalam perjalananNya menuju Yerusalem, Yesus berjalan di depan para muridNya. Ia tahu dan sadar bahwa Ia akan dibunuh. Nabi Yesaya telah menyatakannya (Yes 50:4-6; 53:1-10). KematianNya merupakan konsekuensi dari tugas perutusan yang diterimanya dari Bapa. Inilah mengapa Yesus berbicara kepada para muridNya tentang penganiayaan dan kematian yang akan Ia hadapi di Yerusalem. Para murid harus tetap mengikuti Sang Guru, bahkan jika mereka harus mengalami penderitaan seperti Guru mereka. Mendengar hal ini, para murid begitu takut, dan, sebenarnya, mereka tidak mengerti (Luk 18:34). Bagi mereka, penderitaan tidak ada kaitannya dengan gagasan mereka tentang Mesias. Bagi mereka, Mesias tidak akan menderita (Mat 16:21-23).
  3. Para murid tidak hanya tidak mengerti arti dan pentingnya kata-kata Yesus, tetapi mereka sibuk dengan ambisi mereka masing-masing. Ketika Yesus mendesakkan pelayanan dan penyerahan diri, mereka minta tempat pertama dalam Kerajaan Allah, seperti anak-anak Zebedeus, yaitu Yakobus dan Yohanes. Mereka tidak mengerti sama sekali apa yang disampaikan oleh Yesus tentang Mesias. Mereka menginginkan ganjaran, karena sudah mengikuti Yesus. Ketegangan seperti ini terjadi dalam jemaatnya Matius, bahkan sampai sekarang di lingkungan Gereja kita.
  4. Yesus bereaksi dengan keras: “Kamu tidak tahu apa yang kamu minta” (ay 22). Yesus bertanya: “Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?” (ay 22). Keduanya menjawab: “Kami dapat.” Jawaban yang tidak berasal dari hati, karena beberapa hari kemudian mereka meninggalkan Yesus seorang diri pada saat penderitaanNya (Mrk 14:50). Dan apa yang harus dipersembahkan Yesus kepada BapaNya adalah piala dan baptisan, penderitaan dan salib.
  5. Yesus mengingatkan para muridNya dengan mengatakan tentang pemerintahan yang memerintah rakyatnya dengan tangan besi. Dalam hal ini, sebenarnya, Yesus menunjuk penguasa kekaisaran Romawi yang bengis, memeras rakyat dan sewenang-wenang. Yesus memberikan terobosan yang sama sekali lain: “Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu” (ay 26-27). Dengan usulanNya ini, Yesus ingin mengubah sistem dan mendorong bahwa pelayanan merupakan obat melawan ambisi-ambisi pribadi.
  6. Pada akhir Injil hari ini, Yesus mendefinisikan tugas perutusan dan hidupNya: “Anak Manusia datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang” (ay 28). Ia adalah Mesias Hamba seperti dinubuatkan nabi Yesaya. Ia belajar dari IbuNya yang mengatakan: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu” (Luk 1:38).
  7. Pelayanan yang, diam-diam, mengharapkan imbalan, itu bukan pelayanan melainkan pelayanan berbayar. Jika pelayanan kita mengalir dari cinta dan keinginan untuk membantu mereka dengan tulus dan ikhlas, maka Tuhan hadir di sana.

 

(MS)