SABDA, Selasa, 14-3-2017, KESAMAAN ANTARA PERKATAAN DAN PERBUATAN

BACAAN

Yes 1:10.16-20 – “Belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan”
Mat 23:1-12 – “Mereka mengajarkan, tetapi tidak melakukan”

 

RENUNGAN

  1. Injil hari ini merupakan sebagian dari kritik Yesus terhadap para ahli Kitab dan orang-orang Parisi, yang terdapat dalam Matius 23:1-39. Yesus mengkritik mereka, karena tidak adanya hubungan dalam relasi mereka dengan Allah dan sesama. Yesus berbicara tentang kemunafikan mereka dan kemunafikan kita.
  2. Kesalahan mereka yang paling mendasar adalah: mereka mengatakan, tetapi tidak melakukan. Jadi tidak sinkron antara perkataan dan perbuatan. Yesus menunjukkan hal tersebut: Mereka membebankan hukum dan peraturan-peraturan yang berat kepada umat. Mereka tahu hukum dengan baik, tapi mereka tidak melaksanakannya. Mereka melakukan segala sesuatu agar dilihat dan dipuji orang. Mereka menempati tempat-tempat utama dan ingin dihormati di tempat umum. Mereka ingin disebut Rabbi atau Guru. Mereka merasa sebagai penegak hukum dan peraturan, sehingga menempatkan mereka sebagai klas atas. Dalam banyak hal membuat kelompok lain merasa minder bila berhadapan dengan mereka.
  3. Bagaimana supaya kesalahan mereka tidak terjadi dalam diri kita dan komunitas orang beriman? Seperti Yesus kehendaki, kita harus menempatkan diri sebagai pelayan: “Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu” (ay 11). Jangan seorang pun di antara kita menyebut diri Guru atau Bapa atau Pemimpin. Mengapa? Karena komunitas yang dibentuk Yesus tidak mengutamakan dan menciptakan perbedaan, tetapi membangun semangat persaudaraan. Sebutan-sebutan tersebut membuat kita menjadi penguasa dan berpengaruh, mengontrol orang lain dan membuat orang lain di bawah kita. Yang dikehendaki Tuhan adalah pelayanan dan persaudaraan sejati. “Barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan” (ay 12).
  4. Mengapa harus merendahkan diri? Bukankah hal tersebut menampakkan kelemahan kita? Itulah Allah. Allah dalam diri Yesus “telah merendahkan diriNya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib” (Flp 2:8). Ia lemah lembut dan rendah hati (Mat 11:29). Yesus menghendaki agar kita serupa dengan Dia.
  5. Sangat mudah untuk mengatakan, tetapi sukar untuk melaksanakan. Harus ada kesamaan antara perkataan dan perbuatan. Untuk meyakinkan bahwa ada kesamaan antara perkataan dan perbuatan adalah melakukan tindakan atau perbuatan baru kemudian mengatakan. Akan lebih baik lagi kalau orang lain melihat apa yang kita lakukan daripada apa yang kita katakan.

 

(MS)