SABDA, Minggu Biasa VI, 12-2-17, YESUS MEMENUHI HUKUM TAURAT

BACAAN

Mat 5:17-37 – “Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan para ahli Taurat dan orang-orang Parisi, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga”

 

RENUNGAN

  1. Injil hari ini mengungkapkan beberapa pokok pengajaran Yesus yang nadanya keras. Juga terdengar keras bagi pendengar yang paham hukum Taurat. Terdengar beberapa kali Yesus menegaskan: “Kamu telah mendengar yang difirmankan …., tetapi Aku berkara kepadamu …..”
  2. Seakan-akan hukum Taurat belum cukup. Bahkan diancamkan olehNya api neraka, kecaman mengenai zinah batin, anjuran cukil mata, potong tangan. Di sini Yesus bukanlah tokoh yang lemah lembut, seperti biasanya.
  3. Yesus menggenapkan Taurat. Bagaimana cara menghayati Taurat? Pertama: berusaha memenuhi yang diperintahkan dan menjauhi yang dilarang dengan seteliti mungkin. Jadi kehidupan beragama diukur dengan hukum. Kedua: menerima Taurat dan mempercayainya sebagai cara mendengarkan Allah yang bersabda kepada manusia. Itu dua cara menjalani Taurat, dan tidak saling bertentangan.
  4. Yesus datang untuk menggenapi Taurat. Menggenapi: tidak meniadakan, tetapi memenuhi Taurat. Yesus menghendaki agar Taurat dihayati secara utuh, bukan sebagai himpunan aturan belaka. Maka menjadi jelas apa yang dimaksud dalam Mat 5:19: “… siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat … ia akan menduduki tempat yang paling rendah dalam Kerajaan Sorga, tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkannya, ia akan menduduki tempat yang tinggi dalam Kerajaan Sorga.”
  5. Yesus menghendaki para muridNya untuk menghayati Taurat dengan cara kedua. Yesus memberikan beberapa contoh. Contoh pertama (ay 21-26): menyangkut larangan membunuh. Yesus mengatakan: siapa yang marah harus dihukum, yang mencaci maki harus diadili, siapa yang mengumpat harus diserahkan ke dalam api neraka. Yang dimaksudkan oleh Yesus adalah: hidup baik dengan sesama, menghormati perbedaan yang sering tidak menyenangkan.
  6. Contoh kedua: tentang berzinah. Bukan pertama-tama agar orang menghindari tindakan phisik, melainkan sikap batin yang menginginkan orang lain sebagai tujuan pemuasan nafsu.Contoh ketiga: tentang mata. Bila mata menyebabkan dosa, lebih baik mata kanan dicukil saja, begitu pula tangan dipotong saja bila tangan menyebabkan berdosa. Contoh keempat: mengenai larangan bersumpah palsu. Di sini hendak ditekankan agar orang tidak gampang mengucapkan sumpah, karena berat bebannya. Lebih sederhana dan lebih baik memegang perkataan, dan tampil berintegritas. Kerap dalam praktek, sumpah dijalankan untuk menipu.
  7. Dengan kata-kata keras ini, Yesus mengajak orang untuk berpikir mengenai inti pengajaran agama. Orang diajak melihat lebih dalam yang dimaksudkan Taurat sendiri dan tidak hanya tinggal pada kulitnya. Diajarkan bagaimana menemukan Dia yang bersabda di dalam hukum-hukum Taurat.
  8. Bagaimana iman sudah terwujud dalam hidup kita?

 

(MS)