SABDA, Sabtu, 28-1-17, IMAN MENGATASI KETAKUTAN

BACAAN

Ibr 11:1-2.8-19 – “Abraham menantikan kota yang dirancang dan dibangun oleh Allah sendiri”
Mrk 4:35-41 – “Yesus berkata kepada danau itu: Diam! Tenanglah! Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali”

 

RENUNGAN

  1. Kisah diawali dengan: “Marilah kita bertolak ke seberang.” Hari itu merupakan hari yang berat, penuh pekerjaan. Mereka membawa Dia dengan perahu. Karena Ia terlalu capai, Ia tidur di buritan.
  2. Ketika taufan mengamuk dengan dahsyat, dan ombak menyembur masuk ke perahu, para murid, yang adalah para nelayan, berteriak putus asa: “Guru, Engkau tidak peduli kalau kita binasa?” Kalau mereka berteriak demikian, berarti situasinya sangat berbahaya. Yesus tetap tidur nyenyak, bukan hanya tanda bahwa Ia capai, tetapi juga ungkapan yang dalam karena Ia mempunyai Allah. Kontras antara Yesus dan para muridNya.
  3. Yesus bangun bukan karena badai, tetapi karena teriakan putus asa para muridNya. Ia berkata kepada danau itu: “Diam! Tenanglah!” Maka danau pun seketika menjadi tenang. Lalu Ia berkata kepada para muridNya: “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?”
  4. Para murid tidak tahu, siapa sebenarnya Yesus: “Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danau pun taat kepadaNya?” Para murid tidak tahu, bagaimana mereka harus menanggapi tindakan Yesus. Yesus muncul sebagai orang asing bagi mereka, padahal mereka sudah lama bersama Yesus, namun mereka tidak tahu siapa Dia.
  5. Penginjil Markus memberi jawaban, siapa Yesus: Ia adalah “Anak Allah” (Mrk 1:1). Pada akhir Injil, kepala pasukan menyatakan: “Sungguh, orang ini adalah Anak Allah!” (Mrk 15:39).
  6. Krisis kehidupan biasanya dibandingkan dengan badai yang menghantam. Badai datang kepada kita, entah kita senang atau tidak. Badai terasa menakutkan, menghancurkan daya tahan dan keamanan kita. Iman kita pun sering goyah. Tetapi kita harus sadar bahwa Yesus memiliki kuasa atas badai kehidupan, dan menghendaki agar kita percaya kepadaNya. Walaupun kita sering takut seperti para murid, kita harus sadar bahwa Ia “menggenggam seluruh dunia dalam tanganNya.”
  7. Tuhan tidak menjanjikan bahwa tidak akan terjadi hal yang buruk, Tuhan juga tidak menjanjikan bahwa langit selalu biru tiap hari. Bila kita berpikir demikian, sebenarnya kita tidak pernah membaca Kitab Suci. Yang dijanjikan Tuhan adalah: “Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir jaman” (Mat 28:20). Janji tersebut dibuktikan oleh Yesus: Yesus ada bersama para murid ketika badai mengamuk dan perahu hampir tenggelam. Kemudian Ia menenangkan badai. Tuhan bersama kita. Yang kita butuhkan adalah iman yang cukup.
  8. Apa badai paling besar dalam hidup Anda? Dan bagaimana Anda menyikapi badai tersebut?

 

(MS)