SABDA, Senin, 23-1-17, DOSA YANG TAK TERAMPUNI

BACAAN

Ibr 9:15.24-28 – “Kristus hanya sekali saja mengorbankan diriNya untuk menanggung dosa orang banyak”
Mark 3:22-30 – “Sesungguhnya semua dosa dan hujat anak-anak manusia akan diampuni, ya, semua hujat yang mereka ucapkan, Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal”

 

RENUNGAN

  1. Dengan semakin berkembangnya Kabar Gembira dan orang-orang menerimanya, dalam waktu bersamaan timbullah penolakan. Pertama, dari pihak keluarga yang menganggap Yesus sudah tidak waras (Mrk 3:20-21). Kedua, dari para ahli Kitab yang datang dari Yerusalem yang memfitnah Yesus: “Ia kerasukan Beelzebul,” dan “Dengan penghulu setan Ia mengusir setan.”
  2. Para ahli Kitab datang dari Yerusalem hanya ingin mempertahankan tradisi bangsa Yahudi yang dilawan oleh Yesus melalui pengajaranNya kepada banyak orang (Mark 7:1). Mereka pikir bahwa ajaran Yesus melawan ajaran mereka.
  3. Yesus menanggapi fitnah mereka dengan:
    1) Perbandingan keluarga dan kerajaan yang terpecah-pecah. Perbandingan ini untuk mencela cara pikir yang tidak masuk akal dari para pemfitnah. Para ahli Kitab mefitnah Yesus, karena mereka tidak mau tahu apa yang dikerjakan oleh Yesus demi orang-orang miskin. Bagi mereka ajaran dan tindakan Yesus mengancam pengaruh mereka, sumber kehidupan mereka, dan kepemimpinan mereka.
    2)Perbandingan orang kuat. Seorang perampok tidak mungkin memasuki rumah yang dijaga oleh orang yang kuat, kecuali orang kuat itu diikat terlebih dahulu. Padahal Yesus adalah yang paling kuat dari semuanya. Maka Ia berhasil memasuki rumah, menguasai dan mengatasi orang kuat si penjaga rumah. Dengan demikian Ia berhasil mengusir setan, membebaskan orang-orang yang berada di bawah kuasa setan. Dengan terusirnya setan menjadi bukti nyata tentang kehadiran Kerajaan Allah (Luk 11:20).
    3).Dosa melawan Roh Kudus. Para ahli Kitab mengatakan: “Dengan penghulu setan Ia mengusir setan.” Dosa yang dibuat oleh para ahli Kitab ini tidak bisa diampuni, karena mereka menuduh Yesus bersekongkol dengan setan. Sebenarnya bukan masalah dosa, melainkan masalah sikap. Sikap yang menutup diri terhadap pewahyuan Allah dalam diri Yesus. Mereka, dengan sengaja, menutup mata dan menolak untuk melihat realitas keselamatan, dan tidak mau bertobat. Maka mereka tidak akan selamat.
  4. Kita dipanggil dalam tugas perutusan Yesus: untuk mengajarkan kebenaran, menyembuhkan orang-orang sakit, mengusir setan. Singkat kata: menghadirkan keselamatan. Namun terkadang, kita memiliki sikap dan sifat seperti ahli Kitab: mudah memfitnah orang lain tanpa dasar. Tahu segala dosa dan kekurangan kita, namun sering kali menutup mata terhadap kenyataan tersebut dan terlalu berat untuk bertobat. Dengan sikap seperti itu, layakkah kita selamat?

 

(MS)