SABDA, Sabtu, 21-1-17, YESUS MEMBANGUN KELUARGA ALLAH

BACAAN

Ibr 9:2-3.11-14 – “Kristus masuk ke dalam tempat kudus dengan membawa darahNya sendiri”
Mrk 3:20-21 – “Kemudian Yesus masuk ke sebuah rumah. Maka datanglah orang banyak berkerumun pula, sehingga makanpun mereka tidak dapat. Waktu kaum keluargaNya mendengar hal itu, mereka datang hendak mengambil Dia, sebab kata mereka Ia tidak waras lagi”

 

RENUNGAN

  1. Yesus pulang ke rumah, di Kapernaum. Ia tidak lagi tinggall di Nasaret: “Ia meninggalkan Nasaret dan diam di Kapernaum” (Mat 4:13). Karena ada di rumah, maka orang-orang datang. Saking banyaknya orang di rumah itu, Yesus dan para muridNya tidak ada waktu untuk makan.
  2. ”Waktu kaum keluargaNya mendengar hal itu, mereka datang hendak mengambil Dia, sebab kata mereka Ia tidak waras lagi.” Mengapa mereka mengatakan demikian? Karena dengan bertindak seperti itu, Yesus dianggap telah merugikan nama baik keluarga besarNya. Dengan membuat mukjijat dan mengusir setan, Yesus akan dicap sebagai tukang sihir dan akan dihukum. Maka mereka akan mengambil paksa Yesus untuk pulang ke Nasaret.
  3. Yesus menolak ajakan untuk pulang. Yesus tidak menghendaki keluargaNya menjauhkan diriNya dari tugas perutusan Allah, bahkan Ia memperluas cakupan keluargaNya: “Barang siapa melakukan kehendak Allah, dialah saudaraKu laki-laki, dialah saudaraKu perempuan, dialah ibuKu” (Mrk 3:35). Dengan pernyataanNya ini, Yesus membangun komunitas baru di desa-desa di Galilea. Keluarga dan komunitas yang Ia bentuk merupakan perwujudan cinta terhadap Allah dan cinta terhadap sesama.
  4. Kita sering tidak mampu memahami tindakan orang lain, dan cenderung menghakimi mereka atau, bahkan, merendahkan mereka. Dalam pelayanan, baik terhadap Gereja maupun terhadap masyarakat, kita sering dituduh macam-macam, misalnya cari muka, sok hebat. Kita dituntut untuk setia dalam perbuatan baik, walaupun banyak halangan, justru dari orang-orang terdekat. Bagaimana kita harus bersikap?

 

(MS)